Umsida.ac.id – Program Kampus Mengajar (KM) menjadi salah satu bentuk implementasi kebijakan nasional Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang merupakan inovasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Sejak kali pertama diluncurkan pada 9 Februari 2021 hingga Februari 2023 program ini telah mencapai angkatan 5 (KM 5). Di Kabupaten Sidoarjo pelepasan dan pemberangkatan Program KM 5 diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Senin (20/2/2023).
Program Kampus Mengajar memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas selama 1 (satu) semester dengan menjadi mitra guru dalam pembuatan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, dengan fokus untuk meningkatkan literasi dan numerasi di jenjang pendidikan dasar.
Pada acara Pelepasan dan Pemberangkatan Program KM 5 Kampus di Auditorium Umsida diikuti 30 Dosen Pembiming Lapangan (DPL) dan 350 mahasiswa dari berbagai kampus dari seluruh Indonesia. Dari Umsida sendiri diikui oleh 14 DPL dan 70 mahasiswa. Umsida sendiri telah aktif mengikuti Kampus Mengajar dari angkatan 1 hingga angkatan 5.
Selain dihadiri oleh Dosen dan DPL juga dihadiri oleh 60 kepala sekolah dari berbagai sekolah dasar dan menengah di Sidoarjo yang menjadi tempat pelaksanaan KM 5. Dari Dinas Kependidikan dan Kenbudayaan (Dikbud) Sidoarjo dihadiri oleh Kepala Dinas Dr Tirto Adi MPd bersama jajarannya.
Dalam sambutannya sebelum memberangkatkan para mahasiswa yang mengikuti Program KM 5 ini, Dr Tirto Adi MPd menjelaskan mengenai posisi peringkat pendidikan Indonesia yang masih berada di peringkat bawah. Ini diharapkan menjadi bekal penyemangat dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dilaksanakan dalam program ini.
“Dari pemeringkatan pendidikan menurut UNESCO Indonesia ini masih tergolong rendah. Tidak hanya itu, yang lebih menyedihkan adalah literasi anak anak kita meninjukkan index 0,001. Ini artinya dari 1000 orang hanya 1 diantaranya yang benar-benar suka membaca,” ujarnya
Untuk itu Dr Tirto mengingatkan tugas besar para pendidik baik dari sekolah, kampus maupun dinas adalah bersinergi sebaik mungkin dalam melancarkan program pemerintah ini.
“Ini adalah satu PR yang luar biasa, membutuhkan effort kita semua, baik dari kalangan kampus maupun dinas pendidikan.Itulah sebabnya kunci dari masalah ini adalah memberdayakan dosen, kepala sekolah, guru, hingga ke anak anak. Inilah esensi program MBKM dan kata kuncinya untuk menyukseskan program ini adalah kampus, sekolah dan dinas bersinergi dengan baik,” terangnya.
Rektor Umsida Dr Hidayatullah Msi Dr Hidayatullah mengungkap data kepesertaan Umsida dalam kegitan Kampus Mengajar yang telah mencapai angkatan 5.
“Umsida merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti implementasi kebijakan kemendikbud dalam program merdeka belajar kampus merdeka. Termasuk salah satuya program kampus mengajar,” ungkapnya.
Hal ini terbukti dengan data yang dibacakan Rektor Umsida mengenai peningkatan jumlah mahasiswa yang lolos dalam program Kampus Mengajar.
“Peningkatan jumlah mahasiswa sangat signifikan dari Kampus mengajar angkatan pertama tahun 2020, 12 peserta lolos dalam program tersebut. Hingga saat ini dalam kampus mengajar angkatan 5 di tahun 2023 sebanyak 70 mahasiswa yang lolos. Tentunya kami juga akan terus mendorong mahasiswa maupun dosen untuk berpartisipasi dalam program ini,” jelasnya.
Tentu ini menjadi bagian dari ikhtiar untuk menyukseskan program besar Kemendikbudristek Indonesia. Sekaligus ini juga menjadi bagian dari ikhtiar untuk menerjemahkan dan mengaktualisasikan visi besar umsida.
Seperti yang sering diungkapkan Rektor Umsida. Bahwa Umsida memiliki visi menjadi perguruan tinggi unggul dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan seni berdasarkan nilai-nilai islam untuk kesejahteraan masyarakat.
Direktur Direktorat Akademik Umsida Evi Rinata SST MKeb menjelaskan bagaimana mekanisme Kampu Mengajar ini akan dilaksanakan oleh mahasiswa di berbagai sekolah yang ada di Sidoarjo yang tentunya hal ini mendapat dukungan penuh Umsida.
Evi Rinata sebagai duta MBKM itu juga menegaskan bahwa pentingnya komunikasi yang dijalin antara guru pamong dan Dosen Pembimbimg Lapangan (DPL) sekaligus pemantauan dari kepala sekolah di tempat. Beberapa unsur tersebut perlu bersinergi dengan baik demi kelancaran program KM 5 ini.
Reporter: Rani Syahda Hanifa
Editor: Kumara Adji