Umsida.ac.id – Memasuki tahun ajaran baru dan menyiapkan proses pendidikan yang bermutu, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida)melaksanakan Rapat Akademik Pembinaan Dosen dan Persiapan Pembelajaran Semester Ganjil Tahun Akademik 2022/2023 di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Selasa (20/9).
Melalui sambutannya, Prof Achmad Jainuri MA PhD menyampaikan fokus masalah utama dalam rekognisi institusi adalah peningkatan SDM. Ia menyebut, SDM yang termasuk di dalamnya ialah dosen Umsida itu sendiri, harus berkualitas, baik dari sisi kualifikasi, kepangkatan akademik, dan jenjang karir.
Peningkatan kualitas dosen itu dipergunakan untuk mempersiapkan Umsida ke arah milestone 2026. Salah satu bentuknya yakni mendorong para dosen Umsida untuk menempuh pendidikan hingga ke jenjang S-3. “Padahal Umsida sudah memberikan sebuah dorongan dalam rangka untuk memfasilitasi, persoalannya kan kemudian bagaimana fasilitas itu kita manfaatkan,” ujarnya.
Ketua BPH Umsida tersebut mengakui bahwa melanjutkan kuliah di tengah kondisi yang tidak pasti ini memang sulit. Akan tetapi, kesadaran kembali melanjutkan kuliah itu menurutnya harus dibentuk dari sekarang. “Bekerjanya di lembaga pendidikan tinggi, kalau kita tidak melanjutkan kuliah itu bagaimana. Ini harus dimunculkan kesadaran itu, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, ya kuliah memang sakit, tapi kesenangan kemudian kita bentuk,” ujarnya.
Menurutnya, perkembangan institusi pendidikan yang kian ketat menuntut SDM, utamanya dosen. Peningkatan kualitas diperlukan sebagai bagian dari kesiapan institusi pendidikan. “Jadi kalau SDM kita tidak ada peningkatan, akhirnya produk-produk dari lembaga pendidikan tinggi yang diharapkan akan bisa menghasilkan sesuatu, itu nggak akan terjadi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof Jainuri menyinggung bagaimana barat mengambil prinsip next practice dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Melalui buku The West Stole 1001 Inventions from Muslims, ia mengatakan di dalamnya terkuak fakta bahwa barat mencuri 1001 temuan dari kaum muslim. “Mulai dari pasta gigi, sabun, sampai temuan-temuan yang sekarang ini. Ini ngeri, ternyata apa yang berkembang di barat itu sebetulnya dari kita,” imbuhnya.
Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu juga menyinggung terkait banyak perguruan tinggi yang sekarang ini berorientasi pada uang. “Cara mencari uang itu tidak melalui penemuan, bukan suap, tapi merekrut mahasiswa sebanyak-banyaknya, yang akhirnya terjadi seperti kasus di Lampung. Jadi rekayasa untuk mencari uang yang banyak, dan itu untuk kepentingan diri sendiri, lupa fungsi kita di perguruan tinggi. Jadi sadar bahwa kita ini memang bekerja di lembaga pendidikan tinggi, mau ngga mau kita akan bersentuhan dengan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan ilmu,” terangnya.
Acara ini dihadiri oleh Ketua BPH Umsida Prof Achmad Jainuri MA PhD, Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi , Warek I Umsida Dr Hana Catur Wahyuni ST MT, Warek II Dr Heri Widodo M Si Ak CA, Warek III Eko Hardiansyah MPsi Psikolog, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah 7 Jawa Timur Prof Dr Dyah Sawitri SE MM, Dekan dan Dosen Umsida.
(Shinta Amalia Ferdaus)
*Humas Umsida