Umsida.ac.id – Pakar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Kumara Adji Kusuma SFilI CIFP, menilai bahwa aksi saling serang menggunakan senjata-senjata canggih dan presisi tinggi yang dilakukan Israel dan Iran, terutama terhadap fasilitas dan infrastruktur energi dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi dunia.
Lihat juga: Dosen Umsida: Konflik Israel dan Iran Memanas, Krisi Global di Ambang Pintu
Perang Israel dan Iran Ancam Krisis Energi Global

“Ketika perang Israel dan Iran meletus ke level terbuka, dan kedua negara mulai menyasar infrastruktur energi, dunia langsung terpukul oleh gelombang ketidakpastian,” ujar dosen pakar Ekonomi Islam itu.
Ia berpendapat bahwa pangkalan-pangkalan minyak, kilang gas, dan pipa distribusi yang sebelumnya menjadi jantung ekonomi kawasan, kini menjadi target militer.
Bukan tanpa alasan, Dr Adji mengungkap kekhawatiran tersebut lantaran kedua negara—terutama Iran—adalah produsen minyak.
Bahkan, ancaman Teheran untuk memblokade Selat Hormuz tentu bakal membuat dunia kelabakan, karena sebagian besar pasokan minyak global melalui jalur tersebut.
Sekadar informasi, Selat Hormuz adalah jalur laut sempit di dekat Teluk Persia. Bisa dikatakan, hampir sepanjang pesisir pantai dikendalikan oleh Iran.
Jalur laut ini sangat strategis dan menjadi penghubung utama lebih dari sekitar 20% pasokan minyak mentah dunia.
Selat Hormuz bukan hanya jalur air biasa. Ia adalah urat nadi energi global.
Tap harinya, terdapat lebih dari 17 juta barel minyak melewati perairan ini, berasal dari negara-negara kaya minyak seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, maupun Iran sendiri.
“Jika jalur ini terganggu, dunia tidak hanya menghadapi gangguan logistik, tetapi juga potensi krisis energi besar-besaran,” tandas Dr Adji.
Jika Iran benar-benar memblokade selat itu dan perang meluas, tambahnya, dunia akan menghadapi krisis energi yang mungkin saja jauh lebih besar dari Perang Ukraina dan Rusia.
Dan jika situasi tersebut benar-benar terjadi, lantas Dr Adji mengemukakan dua opsi respons dunia, namun keduanya merupakan pilihan yang sulit, yakni:
- Jalan militer, dengan membuka Selat Hormuz menggunakan kekuatan militer atau konfrontasi senjata, yang berisiko memperluas perang; atau
- Jalan diplomatik cepat, yaitu gencatan senjata yang ditengahi oleh kekuatan besar, seperti Tiongkok atau Turki.
“Satu hal yang pasti, semakin lama konflik Israel dan Iran berlangsung, semakin besar dunia membayar harganya, bisa dalam bentuk energi, stabilitas, dan keamanan,” tegas Adji.
Potensi Perang Meluas, Picu WW3?
Lebih jauh, jika perang terbuka Israel dan Iran terus berlanjut, Adji menilai potensi eskalasi bakal meluas menjadi perang regional terbuka cukup tinggi dan sangat mungkin terjadi.
Terlebih, negara-negara besar sekutu Israel seperti AS, Inggris, hingga Prancis memiliki cukup banyak pangkalan militer yang tersebar di negara-negara timur tengah.
“Perang regional terbuka sangat mungkin terjadi. Dengan keterlibatan AS, Inggris, dan milisi-milisi regional, timur tengah bisa menjadi zona tempur multinasional,” jelasnya.
Bahkan, Dr Adji menilai potensi konflik Israel dan Iran berkembang menjadi perang dunia bisa saja terjadi, meskipun mungkin peluangnya saat ini masih terbatas.
Namun, imbuhnya, tentu kemungkinan buruk semacam itu tidak bisa dikesampingkan.
Mengingat selain front timur tengah, front Eropa juga masih bergejolak oleh perang Rusia-Ukraina, sementara di front lainnya, di Asia Selatan hubungan India-Pakistan sedang cukup panas setelah serangkaian serangan bulan lalu.
“Jika tiga front (Timur Tengah–Eropa–Asia) menyala bersamaan dan tak terkendali, maka kita benar-benar berada di ambang krisis global terbesar sejak (perang dunia kedua berakhir) 1945,” jelas dosen yang menyelesaikan gelar doktor di Unair itu.
Genting, Tapi Masih Ada Harapan
Dr Adji memandang bahwa dunia kini tengah berada di persimpangan paling genting dalam dua dekade terakhir.
Jika diplomasi gagal dan blok-blok militer saling mengunci target, maka apa yang dimulai sebagai konflik regional bisa berubah menjadi babak baru dalam sejarah peradaban, yakni pecahnya Perang Dunia Ketiga.
Lihat juga: Bisakah Islam Membuat Perdamaian? Apa Solusi Konflik Israel-Palestina?
“Namun harapan masih ada selama aktor-aktor besar di dunia sadar bahwa kemenangan di medan perang tak pernah sebanding dengan harga yang dibayar oleh umat manusia,” pungkas Dr Adji.
Artikel ini telah tayang di Maklumat.id dengan judul “Konflik Israel – Iran Berlanjut, Ancaman Krisis Global di Depan Mata”