Umsida.ac.id – Empat mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Ikom Umsida) membawa pulang banyak prestasi fotografi dan sinematografi dari potret masyarakat Cirebon dalam pagelaran Silaturahmi Nasional Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (SILAT APIK PTMA) 2025.
Lihat juga: Ikom Umsida Borong 11 Prestasi di Silat Apik UM Cirebon 2025
Bertandang ke Universitas Muhammadiyah Cirebon selama tiga hari, (22-24/6/2025), para delegasi Ikom Umsida ini membawa pulang prestasi di bidang audio visual.
Bungkus Budaya Cirebon dengan Sinematografi Epik
Yang pertama yakni Muhammad Reyhan Ihza, mahasiswa semester empat ini berhasil meraih dua prestasi sekaligus dalam kompetisi Konten Kreator yang dilakukan secara berkelompok.
Mahasiswa yang biasa disapa Reyhan itu meraih juara 1 pada lomba Konten Kreator pada kategori Script Writer dan Sinematografi.
Ia dan timnya menyusun strategi komunikasi berbasis budaya lokal dengan pendekatan kekinian yang disukai Gen Z.
“Kami riset dulu apa saja yang menjadi budaya Cirebon, seperti Batik Mega Mendung, Tari Topeng, dan Nasi Jamblang,” terangnya.
Setelah melakukan riset, ia mengemas budaya-budaya tersebut ke dalam format storytelling visual yang kuat, dengan pesan yang relate dan emosional, dari transisi dinamis, penggunaan musik lokal, sampai tone narasi kami atur biar tetap otentik.
Keberhasilan Reyhan juga tak lepas dari kerjasama tim yang solid.
“Dalam tim, kami saling terbuka, saling memberi kritik yang membangun, dan bagi tugas sesuai keahlian. Kolaborasi sehat itu kunci kualitas konten,” tambahnya.
Tak hanya Reyhan, Hilma Aditya jua mendapat prestasi di kompetisi yang sama. Ia menjadi juara 3 lomba Konten Kreator dalam kategori Digital Konten dan Sinematografi.
Mahasiswa yang kerap disapa Adit itu menyusun konsep visual yang membagi tugas dalam tim secara terstruktur, mulai dari script writing hingga proses pengeditan.
Dalam aspek teknis, Adit menggunakan teknik sinematografi seperti Extreme Long Shot, Panning, High Angle, Leading Lines, Natural Framing, dan Deep Space Composition untuk memperkaya kualitas visual.
Ia tidak menyangka bahwa vlog budaya yang ia buat tentang Keraton Cirebon bisa membawanya meraih Juara 3 di dua kategori sekaligus.
“Awalnya saya kira hanya bakal masuk konten kreator saja, ternyata juga dinilai sebagai sinematografi. Jujur sedikit kaget juga atas pencapaian ini,” ucapnya.
Potret Masyarakat Cirebon sebagai Nyawa Fotografi
Di bidang visual lainnya, ada dua mahasiswa Ikom Umsida yang mendapatkan juara. Mereka adalah M Fabian dan Marchelia Chely.
Fabian berhasil membawa pulang juara 3 lomba Fotografi pada kategori environmental photography. Sedangkan Chely mendapatkan juara 3 lomba yang sama pada kategori human interest.
Fokus utama dalam karya fotografi Fabian adalah pengelolaan sampah plastik oleh masyarakat Cirebon.
“Sampah menjadi salah satu masalah utama di kawasan Batik Trusmi, Cirebon, terutama akibat tingginya aktivitas wisata,” terangnya.
Namun, imbuh mahasiswa semester empat itu, masyarakat setempat mampu mengatasi hal tersebut dengan cara kreatif, yakni mengolah sampah plastik menjadi karya seni seperti bunga plastik.
Karya ini menggambarkan bagaimana masyarakat setempat memanfaatkan sampah plastik melalui daur ulang, menjadikannya sesuatu yang bernilai dan kreatif.
“Saya ingin menyampaikan pesan kepada semua orang bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan, tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga ikut merawat dan melestarikannya dengan menjaga kebersihan,” ujar Febian.
Lain cerita dengan Chely yang mengangkat tema human interest, foto yang Ia hasilkan bukan hanya sekadar dokumentasi visual, tetapi juga menyampaikan cerita mendalam tentang kehidupan dan budaya masyarakat Cirebon.
“Tak hanya dokumentasi visual, tetapi foto juga narasi tentang kehidupan, budaya, dan identitas masyarakat Cirebon,” katanya.
Ia menangkap momen-momen emosional melalui kehidupan sehari-hari masyarakat Cirebon. Emosi muncul dari ekspresi, aktivitas sederhana, dan tradisi yang masih hidup sampai saat ini.
Dengan menggunakan teknik natural lighting, rule of thirds, fokus detail, close up, dan perpaduan warna, Chely berhasil menciptakan foto yang tidak hanya kuat secara visual tetapi juga emosional.
Lihat juga: Mahasiswa Ikom Umsida Sabet 3 Kejuaraan di Silat Apik PTMA 2024
“Setiap foto yang saya ambil membawa pesan tertentu dan berusaha menggambarkan esensi kehidupan masyarakat Cirebon,” pungkasnya.
Penulis: Indah NA.