Umsida.ac.id – Setelah dilantik, salah satu langkah strategis presiden Prabowo Subianto adalah membentuk kabinet untuk masa pemerintahan 2024-2029.
Lihat juga: Sinyal Kuat Prof Abdul Mu’ti Jadi Menteri Pendidikan, Apa Kata Rektor Umsida?
Pembentukan kabinet ini akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi besar pemerintahan yang efisien, inklusif, dan responsif terhadap tantangan domestik maupun global.
Ada beberapa poin penting yang perlu dicermati terkait dengan proses pembentukan kabinet di bawah Prabowo.
Apresiasi Terhadap Kabinet Prabowo Gibran
Dalam konteks tersebut, terdapat beberapa hal positif yang perlu diapresiasi dalam kombinasi pemerintahan yang baru ini.
-
Penggabungan Figur Berpengalaman dan Generasi Muda
Salah satu keunggulan yang diharapkan dari kabinet presiden Prabowo adalah keseimbangan antara tokoh-tokoh senior dengan pengalaman luas di berbagai sektor, serta generasi muda yang membawa semangat perubahan.
Dengan penunjukan tokoh-tokoh yang matang secara politik dan profesional, diharapkan kebijakan pemerintah akan lebih konsisten dan strategis.
Di sisi lain, figur muda yang mungkin akan dipilih di beberapa kementerian bisa memberikan perspektif segar dalam mengatasi masalah ekonomi digital, lingkungan, dan pendidikan.
-
Fokus pada Stabilitas dan Keamanan
Dengan latar belakang militer yang kuat, Prabowo kemungkinan besar akan mengutamakan stabilitas politik dan keamanan nasional dalam kabinetnya.
Penunjukan tokoh-tokoh di bidang pertahanan dan keamanan diharapkan dapat memperkuat kedaulatan negara, menjaga integritas wilayah, dan menangani ancaman global seperti terorisme dan konflik di kawasan.
-
Memperkuat Ekonomi dengan Profesionalisme
Bidang ekonomi akan menjadi prioritas utama, dan Prabowo tampaknya akan memilih para profesional yang kompeten untuk menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi, ketimpangan sosial, dan krisis lingkungan.
Para ekonom, teknokrat, dan pelaku bisnis berpengalaman bisa diharapkan mengisi posisi kunci dalam kabinet untuk menjaga stabilitas fiskal dan mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif.
Kritik Akan Kabinet Prabowo Gibran
Selain poin apresiasi yang bisa menjadi sumber kekuatan pemerintahan mendatang, tentu terdapat poin-poin kritik yang perlu mendapat perhatian.
-
Potensi Dominasi Elit Politik dan Dinasti
Kritik utama yang sering muncul terkait dengan kabinet Prabowo adalah potensi dominasi oleh elit politik dan pengaruh dinasti.
Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden menimbulkan kekhawatiran bahwa ada kecenderungan untuk menempatkan figur yang terkait secara politik atau keluarga ke dalam posisi strategis.
Isu dinasti politik ini dapat mengikis kepercayaan publik terhadap meritokrasi dalam pembentukan kabinet.
-
Kurangnya Keterwakilan Gender dan Minoritas
Dalam beberapa periode pemerintahan sebelumnya, keterwakilan perempuan dan kelompok minoritas menjadi sorotan penting dalam kabinet.
Jika pemerintahan Prabowo tidak menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kesetaraan gender dan inklusi kelompok-kelompok marginal, hal ini dapat memicu kritik dari masyarakat dan organisasi internasional terkait keberagaman dalam pemerintahan.
-
Risiko Politisasi dan Bagi-Bagi Kursi
Salah satu tantangan utama dalam membentuk kabinet adalah menghindari politisasi berlebihan dan praktik “bagi-bagi kursi” sebagai kompensasi bagi koalisi politik pendukung.
Penunjukan menteri dari partai politik tanpa mempertimbangkan kualifikasi dan profesionalisme mereka dapat menghambat efektivitas pemerintahan.
Pemerintahan Prabowo harus berhati-hati dalam memilih tokoh dari partai politik agar tetap mengutamakan kompetensi dan integritas, bukan hanya sekadar balas jasa politik.
-
Isu Kebijakan Lingkungan dan Keberlanjutan
Salah satu kritik awal terhadap pemerintahan Prabowo adalah minimnya perhatian terhadap isu lingkungan dalam pidato-pidato awalnya.
Apabila kabinet tidak diisi oleh tokoh yang memiliki pandangan kuat terhadap ekonomi hijau dan keberlanjutan, ada risiko bahwa pemerintah tidak akan menempatkan agenda perubahan iklim dan lingkungan sebagai prioritas utama.
Padahal, tantangan global saat ini membutuhkan kebijakan yang tegas di bidang tersebut.
Secara keseluruhan, pembentukan kabinet di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto akan menjadi cerminan arah dan visi pemerintahan ini dalam lima tahun ke depan.
Dengan potensi kolaborasi antara tokoh senior dan figur muda, kabinet ini diharapkan mampu menghadirkan kebijakan yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.
Namun, tantangan terkait politisasi, dinasti politik, serta kesetaraan gender dan inklusi harus ditangani dengan serius.
Lihat juga: 6 Calon Menteri dan Wamen Prabowo Berasal dari Muhammadiyah, Ini Kata Rektor Umsida
Pemerintahan yang kuat dan inklusif akan sangat bergantung pada apakah Prabowo mampu menyeimbangkan kepentingan politik dengan kebutuhan negara untuk berkembang lebih adil dan berkelanjutan.
Penulis: Kumara Adji K.