dosen Umsida tentang produk halal

Produk Halal di Indonesia Harus Patuhi 5 Kriteria SJPH, Kata Dosen Umsida

Umsida.ac.id –Tentang ramainya kasus makanan ringan impor yang mendapatkan sertifikat halal namun mengandung bahan babi memicu kekhawatiran publik. 

Lihat juga: Lulus Cum Laude, Dosen Umsida Raih Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle

Diketahui bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJBH) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sembilan produk yang mayoritas dikirim dari Tiongkok, mengandung gelatin babi.

BPJPH merilis sembilan produk tersebut yang merupakan makanan manis dan kenyal seperti marshmallow dan jeli.

Menanggapi hal itu, dosen Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Syarifa Ramadhani Nurbaya STP MP, menekankan pentingnya deteksi akurat, komitmen industri, dan kesadaran konsumen dalam menjaga kehalalan produk yang beredar di Indonesia.

Cara Mendeteksi Kandungan Babi
produk halal tapi mengandung babi (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Syarifa menjelaskan bahwa deteksi kandungan babi dalam produk makanan dapat dilakukan dengan dua metode utama, yaitu dengan kualitatif dan kuantitatif.

Secara kualitatif, pengujian produk halal bisa dilakukan menggunakan tes kit babi, yaitu semacam rapid test khusus untuk uji babi. Sedangkan untuk hasil yang lebih kuantitatif dan akurat, dapat digunakan teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Untuk memastikan makanan benar-benar halal, dua metode tersebut bisa digunakan. Selain itu, konsumen juga dapat mengecek status kehalalan produk melalui website resmi BPJPH di bpjph.halal.go.id,” terang dosen lulusan Universitas Brawijaya Malang itu.

Pakar Ilmu Pangan dan Bioteknologi itu juga menjelaskan bahwa di pabrik atau fasilitas pengolahan pangan, ada beberapa teknologi yang bisa diterapkan untuk mendeteksi kehalalan produk adalah penggunaan tes kit babi untuk deteksi dini. 

Lihat Juga :  Walau Tuai Kritikan, Food Estate Tetap Berjalan, Ini Kata Pakar Umsida

Selain itu, penting juga penerapan sistem traceability sehingga pihak pabrik dapat menelusuri balik seluruh proses pengolahan, bahan baku, maupun distribusi, untuk memastikan tidak terjadi kontaminasi bahan haram pada produk.

Pentingnya Penerapan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)
produk halal tapi mengandung babi (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Terkait standar industri pangan halal, dosen lulusan S2 Teknologi Hasil Pangan itu menekankan pentingnya implementasi Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) secara ketat dan menyeluruh.

“SJPH meliputi lima kriteria utama yang harus diterapkan, yaitu komitmen dan tanggung jawab manajemen, kontrol terhadap bahan, proses produk halal (termasuk traceability), verifikasi produk, serta monitoring dan evaluasi secara berkala,” terangnya.

Dalam memastikan tidak adanya kontaminasi baik di pabrik maupun UMKM, Syarifa menegaskan bahwa tantangan terbesar justru ada pada komitmen industri itu sendiri dalam menerapkan SJPH secara konsisten. 

Tanpa penerapan sistem yang benar, risiko terjadinya kontaminasi bahan haram akan tetap tinggi.

Ia menambahkan, dalam konteks mempercepat proses sertifikasi halal, bukan semata soal teknologi pengujian, melainkan penerapan SJPH yang benar. 

Apabila industri disiplin dalam menerapkan SJPH, proses sertifikasi dapat berjalan lebih lancar dan terjamin kehalalannya tanpa perlu pengujian tambahan yang kompleks.

Syarifa menyoroti pentingnya kesadaran konsumen dalam memilih produk, terutama produk impor. Masyarakat harus lebih memahami dasar-dasar istilah bahan halal dan nonhalal. 

Lihat juga: Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal

Dengan memahami detail seperti itu, mereka bisa lebih cermat dalam meneliti bahan dan sertifikat produk sebelum mengkonsumsinya. 

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

magister ilmu komunikasi Umsida 1
Launching Magister Ilmu Komunikasi Umsida, Pendaftaran Sudah Dibuka!
October 28, 2025By
muhammadiyah
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 2026 pada 18 Februari
October 23, 2025By
S2 Ilmu Komunikasi Umsida
S2 Ilmu Komunikasi Umsida Sudah Buka, Siap Cetak Pakar New Media
October 13, 2025By
prodi sains data
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 11, 2025By
pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By

Riset & Inovasi

riset dan abdimas umsida
Umsida Raih Penghargaan Atas Kinerja Riset dan Abdimas LLDIKTI Wilayah 7
November 4, 2025By
Program Action FPIP Umsida
Action, Abdimas Gagasan Mahasiswa FPIP Umsida yang Pedulikan Pendidikan Anak Desa
November 1, 2025By
dosen Umsida wujudkan ketahanan pangan, riset dan abdimas
Wujudkan Ketahanan Pangan, Dosen Umsida Dampingi SMKN 1 Jabon
November 1, 2025By
lang and tech
Lang and Tech, Inovasi PBI dan PTI Umsida Tunjang Materi secara Daring
October 19, 2025By
renalmu.com
Aplikasi Renalmu.com, Inovasi Dosen Umsida Dorong Transformasi Digital Pelayanan Hemodialisis di Rumah Sakit
October 17, 2025By

Prestasi

riset dan abdimas umsida
Umsida Raih Penghargaan Atas Kinerja Riset dan Abdimas LLDIKTI Wilayah 7
November 4, 2025By
inovasi laboran MIK Umsida
Inovasi Augmented Reality Laboran MIK Umsida Antarkan Prestasi Gemilang
October 28, 2025By
Umsida perguruan tinggi unggul
Umsida Masuk 10 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Tahun 2025 Versi SINTA Score 3 Years
October 27, 2025By
Tim fisioterapi Umsida
Tim S1 Fisioterapi Umsida Juara 2 Medical and Health Competition Vol 2 2025
October 21, 2025By
inovasi limbah cangkang kupang 3
Olah Limbah Cangkang Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Raih Juara 2 PKP2 PTMA 2025
October 19, 2025By