[:id]Umsida.ac.id- Niswatul Hikmah, mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab semester 4 program D2 Umsida ini tuai prestasi tulis cerpen tingkat nasional yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret (12/10). Di ajang tersebut Niswa sapaan akrabnya, menyiapkan sebuah cerpen dengan judul getar kepedulian yang bertajuk kearifan lokal dan generasi milenial. Lewat tangan kreatif dan imajinasi yang ia tuang melalui kata Niswa berhasil keluar sebagai juara 3.
Uniknya dalam karya tersebut Niswa menceritakan masa yang nantinya akan terjadi sebagai ide dari imajinasinya. Nanti akan ada masa dimana generasi milenial telah menjadi pemimpin yang sama sekali tidak peduli dengan penderitaan orang lain. Kurang lebih seperti itulah makna yang ia sampaikan melalui kata demi kata yang ia rangkai untuk ajang tersebut.
Yang ada di otak mereka hanya uang dan uang, jadi tidak ada kemauan membantu orang, tegasnya.
Untuk sampai pada titik yang membanggakan ini tentu harus dilewati dengan proses yang tak mudah. Dengan suka mengamati keseharian dan lingkungan sekitar, dari sanalah kerap kali muncul berbagai ide yang ia tuangkan menjadi karya tulis.
“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi atas semua prestasi mahasiswa, dan saya harap mahasiswa terus mengembangkan prestasinya, ungkap kemahasiswaan FAI Anita Puji Astuti. (Nisa/Lintang).[:en]Umsida.ac.id- Niswatul Hikmah, an Arabic Language Education student in semester 4 of the Umsida D2 program, reaped a short story writing achievement at the national level held by Sebelas Maret University (12/10). At the event Niswa, her nickname, prepared a short story with the title vibrate of concern titled local wisdom and millennial generation. Through the creative hands and imagination that he poured through the word Niswa won the 3rd place.
The unique thing about this work is that Niswa tells a story that will happen as an idea from her imagination. There will be a time when millennials have become leaders who don’t care about the suffering of others. That is more or less the meaning she conveyed through the word for word he composed for the event.
What is in their brains is only money and money, so there is no willingness to help people, she stressed.
To arrive at this proud point of course must be passed by a process that is not easy. With fond observations of everyday life and the environment, from there often appear various ideas that he poured into writing.
“I strongly support and appreciate all student achievements, and I hope students continue to develop their achievements,” said FAI student Anita Puji Astuti. (Nisa / Lintang).[:]
12
Oct