Umsida.ac.id– Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat menuntut dunia pendidikan untuk terus beradaptasi. Tidak hanya guru di lapangan, tetapi juga mahasiswa calon guru harus dibekali dengan kemampuan berpikir kreatif dan melek teknologi.
Menyikapi kebutuhan tersebut, Dr Ida Rindaningsih MPd dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), melakukan riset pengembangan inovasi perangkat pembelajaran berbasis Model SAMR (Substitution, Augmentation, Modification, dan Redefinition).
Penelitian yang didanai melalui skema RisetMu (Riset Muhammadiyah) ini bertujuan merancang perangkat pembelajaran inovatif yang terintegrasi dengan teknologi digital secara efektif. Inovasi ini diyakini dapat menjadi solusi atas permasalahan rendahnya kesiapan sebagian guru maupun calon guru dalam mengadopsi teknologi dalam pembelajaran, terutama di era pasca-pandemi yang menuntut pembelajaran hibrida.
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan produktivitas mahasiswa keguruan dalam merancang perangkat pembelajaran, khususnya pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Melalui pendekatan ini, mahasiswa diajak untuk memahami tidak hanya isi kurikulum, tetapi juga bagaimana teknologi dapat mengubah cara mereka menyusun dan menyampaikan materi ajar secara lebih efektif.
“Mahasiswa keguruan perlu diarahkan agar tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi mampu menjadi inovator pembelajaran yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna,” jelas Dr Ida Rindaningsih.
Model SAMR sebagai Solusi Integrasi Teknologi
Model SAMR menjadi titik sentral dalam riset ini. Model ini memetakan empat tahapan integrasi teknologi dalam pembelajaran: Substitution (pengganti), Augmentation (peningkatan), Modification (modifikasi), dan Redefinition (penciptaan ulang). Tahapan tersebut dirancang untuk membantu calon guru memahami bagaimana teknologi bukan hanya alat bantu, melainkan bagian dari transformasi proses belajar-mengajar itu sendiri.
Dalam pelaksanaan riset, mahasiswa diarahkan untuk mengevaluasi setiap aktivitas pembelajaran mereka melalui lensa SAMR. Dengan menggunakan perangkat digital seperti Google Classroom dan strategi flipped classroom, mahasiswa diajak untuk berpikir kritis dan merancang pembelajaran berbasis proyek, diskusi, dan refleksi mandiri.
Baca juga: FPIP Umsida Gelar Konferensi Internasional Kedua Tahun 2025, Hadirkan 5 Negara di Malaysia
“Model ini memberi tahapan yang konkret untuk mahasiswa dalam memahami bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan bukan sekadar mengganti buku cetak dengan file PDF, tapi bagaimana teknologi bisa membuka cara belajar baru yang tidak mungkin dilakukan secara tradisional,” ujarnya.
Penelitian yang Mengutamakan Pengalaman Mahasiswa
Penelitian ini dilakukan terhadap 80 mahasiswa semester tiga Fakultas Agama Islam khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Mereka terlibat secara aktif dalam setiap proses pengembangan perangkat pembelajaran mulai dari perencanaan hingga implementasi. Peneliti juga melakukan observasi, evaluasi, dan pendampingan intensif agar mahasiswa mampu menerapkan setiap elemen SAMR dalam desain pembelajaran mereka.
Metode yang digunakan adalah pendekatan campuran (mixed method), menggabungkan analisis kuantitatif dan pengamatan kualitatif. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana model SAMR memengaruhi produktivitas mahasiswa dalam merancang perangkat ajar.
Baca juga: Tim Abdimas Umsida Upgrade Skill Digital Anak Panti
Menurut Dr Ida, mahasiswa yang diberi pemahaman dan praktik langsung tentang model SAMR menunjukkan perkembangan signifikan dalam kreativitas dan kemampuan analisisnya.
“Mereka jadi lebih sadar bahwa merancang pembelajaran itu bukan sekadar menggugurkan tugas. Ada proses berpikir kritis, analitis, hingga menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dan kontekstual,” ungkapnya.
Harapan untuk Masa Depan Pendidikan
Penelitian ini menjadi salah satu wujud nyata kontribusi Umsida dalam menjawab kebutuhan pendidikan abad ke-21. Di era di mana guru dituntut memiliki literasi digital tinggi, pendekatan SAMR memberikan arah baru yang lebih strategis dan relevan.
“Harapan saya, Model SAMR ini bisa dijadikan kerangka kerja yang efektif untuk meningkatkan produktivitas mahasiswa keguruan dalam merancang RPP yang inovatif dan sesuai tantangan zaman,” tegas Dr. Ida.
Dengan penelitian ini, Umsida menegaskan posisinya sebagai kampus yang adaptif terhadap perkembangan teknologi sekaligus aktif melahirkan solusi berbasis riset untuk peningkatan mutu pendidikan nasional.
Penulis: Rani Syahda