Umsida.ac.id – Demi keamanan masyarakat sekitar semburan lumpur perlu adanya sistem monitoring keamanan tanggul lumpur lapindo berbasis loT. Hal ini dijelaskan Shazana Dhyia Ayuni S ST MT dalam kegiatan Webinar Series DPRM Umsida 2021 bertema “Pagelaran Hasil Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Progam Hibah Riset dan Abdimas Umsida TA 2020-2021” secara virtual, Selasa (1/4).
Shazana Dhyia Ayuni S ST MT, menjelaskan penelitian hibah riset dilatar belakangi oleh lokasi tanggul dan kampus 2 Umsida berjarak 7,9 km, dan lokasi tanggul dan rumah warga hanya berjarak 50m dari pusat tanggul. “Penelitian ini dilatar belakangi oleh lokasi tanggul dan kampus 2 Umsida berjarak 7,9 km, kemudian lokasi tanggul dan rumah warga itu lama-kelamaan hanya berjarak 50m dari pusat tanggul, dan lebih berbahaya rumah warga tidak ada pagar pembatasnya,” Ujarnya.
Tidak hanya itu menurut survei badan pusat pengendalian lumpur Sidoarjo (PPLS) belum ada peralatan canggih dan hanya terdapat peralatan manual untuk meneliti luapan lumpur lapindo. “Dari pihak yang terkait yaitu PPLS belum adanya alat monitoring untuk keamanan tanggul ini, dan selama ini kami sudah survei hanya ada alat mengukur secara manual untuk luapan dan ketinggian lumpur lapindo, sehingga perlu adanya keamanan yang lebih canggih seperti sensor berbasis loT,” tutur Dosen progam studi (Prodi) Teknik Elektro itu.
Keamanan tanggul lumpur lapindo berbasis loT menggunakan sensor akselemeter yang didalamnya berfungsi sebagai deteksi getaran dan luapan lumpur lapindo. “Kami menggunakan sensor akselemeter yaitu untuk deteksi getaran tanggul yang nanti kita pasang dan di pendam di tanggul lapindo, kemudian ultrasonik sebagai luapan lumpur lapindonya, kemudian untuk pengiriman datanya kita menggunakan ESP8266 dan kita kirim ke smartphone menggunakan aplikasi bling,” kata Shazana.
Di akhir acara, ia menghimbau kepada PPLS dan masyarakat untuk selalu memonitoring sensor loT tersebut. “Kami masih menggunakan solar panel sehingga harus di awasi 24 jam, medan menuju lokasi tanggul cukup sulit sehingga haru berhati-hati, kemudian belum ada mitigasi bencana untuk masyarakat sehingga harus waspada, “ pungkasnya.
ditulis : Muhammad Asrul
edit : Asita Salsabila