[:id]Umsida.ac.id – Pembekalan calon wisudawan diisi oleh Tim Pegadaian Jawa Timur pada seminar pra wisuda Umsida, pada Kamis (17/10).
Uu Nurhayanto, Kepala deputi wilayah Surabaya 2 beri dorongan mahasiswa untuk menabung emas sebagai investasi yang menjanjikan di masa depan. “Kalau kita simpan uang, lambat laun nilai uang semakin turun. Dulu, uang satu juta dapat sepeda motor. Sekarang, dapat sepeda ontelnya anak,” ungkap pemateri ini. Ia menjelaskan kalau menyimpan emas, nilainya semakin naik, “Kalau kita sudah nyimpan emas, mau diapain pun mudah. Mau diuangkan bisa. Hanya 3,5 gram bisa untuk daftar haji,” Nurhayanto memaparkan.
Di sela-sela penyampaian materi, Nurhayanto memberikan kuis. Peserta yang berhasil menjawab, mendapatkan buah tangan dari tim pegadaian.
Nurhayanto mengungkapkan bahwa di pegadaian, ada pembiayaan dengan menggunakan agunan. “Kalau gadai, semua orang tahu. Ada yang tanpa agunan juga, namanya kemitraan. Kalau tanpa biaya dan bunga, ada juga,” jelasnya.
Dia akhir acara Nurhayanto memberikan pesan, “Keberhasilan seseorang yang saya rasakan itu intelektual, bisa dikejar dengan membaca. Yang kedua, hablumminannas. Yang ketiga, sehebat apa pun kita kalau hablumminallah nggak bagus, itu nggak berkah,” ujar Nurhayanto bagi para calon wisudawan. Seusai acara pembekalan, tim pegadaian memberi kesempatan kepada para audien untuk membuka rekening tabungan emas. (inka)[:en]Umsida.ac.id – The debriefing of prospective graduates was filled by the East Java Pegadaian Team at the Umsida pre-graduation seminar on Thursday (10/17).
Uu Nurhayanto, Deputy Head of Surabaya 2, encouraged students to save gold as a promising investment in the future. “If we save money, gradually the value of money will go down. In the past, one million got a motorcycle. Now, it can be a child bicycle,” said the speaker. He explained that when storing gold, the value went up. “If we have saved gold, we want to do it easily. We can cash it in. It can only be used for 3.5 grams for the hajj list,” Nurhayanto explained.
On the sidelines of the delivery of material, Nurhayanto gave a quiz. Participants who succeeded in answering received a gift from the pawnshop team.
Nurhayanto revealed that in the pawnshop, there is financing using collateral. “If it’s a pawn, everyone knows. There are also people without collateral, it’s called a partnership. If there are no fees and interest, there are also,” he explained.
At the end of the program Nurhayanto gave a message, “The success of someone who I feel is intellectual, can be pursued by reading. The second is hablumminannas. After the debriefing program, the pawnshop team gave the audience the opportunity to open a gold savings account. (INKA)[:]