Umsida.ac.id – Momen wisuda menjadi momen sakral yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang diadakan oleh setiap institusi pendidikan sebagai bukti terselenggaranya masa studi dan program pendidikan hingga tuntas.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) siap menyelenggarakan wisuda sebanyak 2 kali selama setahun, yakni bulan Juni dan Oktober mendatang. Pada 18 Juni nanti, pelaksanaan wisuda ke-39 dicanangkan akan meluluskan sebanyak 750 mahasiswa, dengan jumlah calon wisudawan yang mengikuti secara luring 717 dan 33 secara daring.
Kepada tim Umsida.ac.id, Selasa (7/6), Evi Rinata SST MKeb selaku ketua pelaksana wisuda mengatakan, wisuda pasca pandemi kali ini lebih istimewa dari wisuda tahun lalu. Jika tahun lalu pelaksanaannya masih dominan diikuti secara daring dan prosesi wisuda dilakukan sangat singkat, maka yang kali ini akan berbeda.
“Nah khusus untuk wisuda ke-39 ini, memang masih belum melibatkan orang tua, namun wisudawan nanti prosesinya tidak langsung keluar, tapi mereka duduk kembali ke tempat duduknya masing-masing. Jadi prosesinya seperti sebelum pandemi. Dengan kondisi yang sudah mulai kondusif, kita mencoba untuk pelan-pelan mengembalikan ke model atau prosesi seperti sebelumnya,” ucap direktur Direktorat Akademik Umsida.
Total seluruh calon wisudawan tersebut tersebar dari 5 fakultas yakni Fakultas Agama Islam (FAI) sebanyak 103, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) sebanyak 128, Fakultas, Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS) sebanyak 424, Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) sebanyak 89, dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) sebanyak 6 calon wisudawan.
Kata Evi, sebagian kecil dari calon wisudawan yang mengikuti kegiatan secara daring tersebut dikarenakan sudah berada di luar kota atau sudah kembali ke kampung halaman masing-masing. Menurutnya pelaksanaan wisuda secara daring dan luring ini menjadi tren yang kedepannya bisa diimplementasikan dengan lebih baik. “Meskipun kondisi sudah semakin stabil, tapi fleksibilitas dalam mengikuti kegiatan seperti ini bisa kita fasilitasi atau kita akomodasi,” ujarnya.
Upaya untuk memfasilitasi proses wisuda secara daring ini juga dioptimalkan dengan mengirimkan paket toga ke alamat rumah calon wisudawan masing-masing. “Memang agak mahal, namun itu menjadi komitmen kita memfasilitasi layanan kepada mahasiswa, mulai dari dia masuk Umsida hingga keluar Umsida. Kita perhatikan sampai ke sana. Jadi saat prosesi wisuda, dia akan tetap menggunakan baju toga,” jelasnya.
Selanjutnya, Direktur Direktorat Akademik Umsida tersebut juga memberikan catatan kepada para calon wisudawan. Ia mengimbau agar calon wisudawan bisa mengikuti serangkaian acara pra wisuda seperti pembekalan karir, tips dan trik dari perusahaan industri oleh Pusat Informasi dan Pengembangan Karir (PINPKU) Umsida dan mengikuti gladi resik, serta menerapkan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung.
“Meskipun bukan dikatakan akhir dari perjuangan, tapi ini bisa dikatakan sebagai suatu selebrasi atas perjuangan, kerja keras selama mungkin empat tahun menempuh studi di Umsida. Jadi kami mengapresiasi temen-temen semua wisudawan sampai sejauh ini dan tentunya kami sebagai panitia wisuda harus memberikan yang terbaik pada momen selebrasi mereka,” tandasnya. (Shinta Amalia/Etik)
*Humas Umsida