Umsida.ac.id -“Alhamdulillah sangat bersyukur sekali, segala persiapan yang dilakukan selama kurang lebih 2 bulan dapat terbayarkan,” tutur Arya Bimantara, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) saat diwawancarai tim Umsida.ac.id, Kamis (31/3). Rasa senang itu ia ungkapkan karena keberhasilan tim Tapak Suci Umsida yang memborong 7 Medali Emas, 1 Medali Perak, 4 Medali perunggu dalam Kejuaraan Pencak Silat Nasional Banyuwangi Championship 2 pada 20-22 Maret lalu.
Bersaing dengan beberapa peserta dari Kota Banyuwangi, Jember, Surabaya, dan Lamongan, kontingen Tapak Suci Umsida telah membuktikan walaupun delegasi yang dikirim lebih sedikit dari pesaing lainnya, mereka mampu menyabet juara umum 2 Kategori Dewasa.
Totalitas dalam latihan dilakukan selama 2 bulan penuh, dengan 4 kali pertemuan setiap pekannya. “Pada bulan pertama, kami berlatih sore dan malem. Untuk yang bulan kedua, kami intens latihan full malem agar saya bisa selalu mendampingi rekan-rekan berlatih,” ungkap Bima. “Untuk sekali pertemuan biasanya 2 – 3,” sambungnya.
Pelatih yang juga sekaligus mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum tersebut mengungkapkan, strategi yang dilakukan untuk memberikan stimulus kepada anggota tim yang hendak berlomba adalah dengan menerapkan prinsip latihan bertahap dan meningkat. “Jadi untuk porsi capaian latihan baik dari segi fisik maupun teknik, kita perbanyak setiap pekannya agar nanti ketika bertanding rekan-rekan punya reflek adaptasi dan terbiasa untuk melampaui kemampuan fisiknya masing-masing,” jelasnya. Tidak hanya unggulkan dalam strategi dan teknik, tim Tapak Suci Umsida juga upayakan membarengi usaha dengan doa.
Di balik manisnya buah dari kerja keras itu, kontingen Tapak Suci Umsida juga sempat menghadapi kendala seperti cuaca yang menghambat latihan dan tidak maksimalnya jumlah anggota yang hadir selama latihan. Selebihnya terkait pemberangkatan dan saat pelaksanaan event, Bima mengaku tidak menghadapi rintangan yang berarti.
Kemudian, Bima menjelaskan, untuk mendapatkan tim yang berkualitas, seleksi internal dilakukan secara ketat dengan mekanisme seperti lomba sungguhan. “Kita adakan wasit, juri sampai dengan penghitungan poin. Nah dari seleksi itu selain kita pilih yang poinnya paling banyak, kita juga pilih dari rekan-rekan dengan performa yang layak untuk diberangkatkan,” ungkapnya. Menurut Bima, mekanisme yang seperti ini dapat mempersiapkan mental dan fisik peserta saat berada di lapangan pertandingan yang sesungguhnya.
Terakhir, ia berharap agar generasi Tapak Suci Umsida bisa mendapatkan lebih banyak prestasi di kompetisi-kompetisi berikutnya dan mengahrumkan nama Organisasi Otonom (Ortom) Umsida. “Saya juga mengharap dukungan penuh dari pihak universitas terkait fasilitas yang mendukung prestasi rekan-rekan mahasiswa, mulai dari sarana prasarana latihan, dukungan pendanaan, pemberangkatan serta branding dan apresiasi yang lebih tinggi lagi kepada relan-rekan yang telah berjuang dalam ranah prestasi, agar memacu semangat rekan-rekan lainnya agar mau mengembangkan diri membawa nama Umsida dan Tapak Suci semakin luas dikenal,” pungkasnya. (Shinta Amalia/Etik)
*Humas Umsida
Beberapa nama mahasiswa yang berhasil harumkan nama Umsida di kancah nasional antara lain:
Juara 1 (Medali Emas)
1. Zahra Novianti, Seni Tunggal Tangan kosong, PBI
2. Zahra Novianti, Seni Tunggal Dewasa Bersenjata, PBI
3. M. Cholis Afandi, Seni Tunggal Dewasa Tangan kosong, Informatika
4. M. Cholis Afandi, Seni Tunggal Dewasa Bersenjata. Informatika
5. Wardha Hani Aulia, Seni Tunggal DewasaTangan kosong. Teknologi Pangan
6. Wardha Hani Aulia, Tanding Dewasa Kelas A putri. Teknologi Pangan
7. M. Baidhowi, Tanding Dewasa kelas E Putra. Pend. Ipa
Juara 2 (Medali Perak)
1. Arham Ihwanludin, Tanding Dewasa kelas B Putra. PBA
Juara 3 (Medali Perunggu)
1. M. Baidhowi, Seni Tunggal Dewasa Tangan kosong. Pend. Ipa
2. Havi Ichsan Fadillah, Seni Tunggal Dewasa Tangan kosong. Informatika
3. Havi Ichsan Fadillah, Tanding Dewasa kelas D Putra. Informatika
4. Eri Nafisah, Tanding Dewasa kelas mini Putri. Teknologi Pangan