Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar Sosialisasi Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) di Aula KH Mas Mansyur GKB 2 Lt. 7 pada Selasa, (22/7/2025).
Lihat juga: Wujudkan Green Campus, Umsida Integrasikan Konsep Keberlanjutan dalam Setiap Aspek Pendidikan
Kegiatan yang mengangkat tema “Menyatukan Umat Islam dalam Satu Sistem Waktu” ini diikuti oleh seluruh dosen, karyawan, dan tenaga kependidikan Umsida.
Turut hadir Prof Agus Purwanto DSc dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yang menjadi narasumber utama dalam kegiatan ini untuk menjelaskan lebih dalam tentang KHGT, serta tamu undangan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo.
Sosialisasi KHGT merupakan tindak lanjut dari peluncuran program oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada akhir Juni lalu.
Kalender ini merupakan sistem penanggalan Islam berbasis peredaran bulan yang diberlakukan secara seragam di seluruh dunia.
Kalender ini menyatukan tanggal dan hari Hijriyah di semua negara serta digunakan untuk ibadah maupun aktivitas sosial ekonomi (muamalah).
Seperti yang diketahui bahwa kalender dibedakan berdasarkan metode perhitungan seperti kalender matahari, bulan, atau gabungan, serta berdasarkan cakupan geografis yaitu lokal dan global.
KHGT bertujuan untuk menyebarkan pemahaman tentang sistem waktu Hijriyah yang tunggal dan menjadi sarana menyatukan umat Islam, dengan dasar syar’i, ilmiah, dan fiqih yang kuat.
Wujud Pencerahan dan Ketaatan terhadap Kebijakan Persyarikatan
Rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi, membuka sambutan dengan menegaskan bahwa sebagai bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah, Umsida harus mengetahui, memahami, dan mengimplementasikan program kalender hijriyah ini.
Ia menyampaikan bahwa selama ini Muhammadiyah telah menggunakan metode hisab dengan kriteria wujudul hilal, namun kini beralih ke sistem KHGT sebagai bentuk pembaruan.
“Muhammadiyah sudah lama menerapkan metode hisab dengan kriteria wujudul hilal dan sekarang berubah menggunakan KHGT. Pengalihan ini akan dijelaskan oleh ahli, yaitu Prof Agus agar kita semua tercerahkan sesuai dengan tagline Umsida ‘Dari Sini Pencerahan Bersemi’,” terang Dr Hidayatulloh dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa KHGT tidak hanya berdampak pada kehidupan keagamaan dalam konteks nasional, tetapi juga global.
Ia mengutip tema Muktamar terakhir “Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta” sebagai wujud bahwa program ini bersifat universal dan perlu didukung secara kolektif oleh seluruh unsur dalam amal usaha Muhammadiyah.
“Program ini merupakan salah satu hal yang harus kita lakukan bersama dalam konteks memahami kebijakan dari pimpinan pusat Muhammadiyah,” tutupnya.
KHGT Jadi Panduan Ibadah dan Muamalah yang Terarah dan Seragam
Wakil Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umsida, Prof Achmad Jainuri MA PhD, menyampaikan bahwa KHGT adalah program pembaruan dari Majelis Tarjih dan Tajdid yang terus digencarkan sejak peluncurannya.
Ia menjelaskan bahwa adanya kalender ini adalah memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, agar tidak ada lagi keraguan dalam mengamalkan nilai-nilai Islam.
“KHGT ini dibentuk untuk beberapa tujuan. Yang pertama untuk memahamkan masyarakat khususnya warga Muhammadiyah sehingga tidak ada lagi keraguan dalam mengamalkan nilai-nilai Islam,” jelas Prof Jainuri.
Ia menambahkan bahwa KHGT tak hanya menjadi sistem kalender yang menyatukan umat, tetapi juga berfungsi sebagai panduan dalam beribadah yang terarah dan sesuai ketentuan.
“Kalender ini juga digunakan sebagai acuan Muhammadiyah dalam mengatur bahwa dalam ibadah, bisa terarah persis sesuai ketentuan. Ini juga tafsir pembaruan yang nanti digunakan sebagai perbaikan bersama,” ujarnya.
KHGT juga dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan dalam menentukan waktu-waktu penting keagamaan seperti awal Ramadan, 1 Syawal, dan sebagainya.
Lihat juga: Pendidikan Muhammadiyah Berkembang Pesat dengan lembaga Pendidikan yang Tersebar di Indonesia
Kehadiran KHGT sebagai sistem waktu seragam menjadi bagian penting dari pembaruan Muhammadiyah dalam menjawab tantangan umat Islam modern.
Penulis: Romadhona S.