Umsida.ac.id– Sebanyak 8 yudisium terbaik Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berbagi tips agar menjadi lulusan terbaik. FPIP Umsida telah menyelenggarakan yudisium ke 2 bertemakan voyage to the future dan telah meluluskan 512 mahasiswa, Kamis (02/11/2023). Ditengah acara yudisium yang begitu mewah, perhatian tentu tidak terlepas dari lulusan terbaik dengan IPK tertinggi versi masing-masing program studi.
Kali ini ada 8 mahasiswa yang meraih gelar yudisium terbaik. Mereka adalah Rina Regita, Yunita Awwali Salehah, Dian Fitra Aryani, Moch Firman Fachrizzal, Maghfira Dinda Malindra Darmadji, Devi Safitri Kaifiullah dan Chendi Pirwanto Putra.
Kepada Umsida.ac.id masing-masing dari mereka telah menceritakan bagaimana tips and trick agar menjadi lulusan terbaik. Untuk itu Umsida.ac.id akan coba merangkum khusus untuk para pembaca yang ingin menjadi lulusan terbaik di kampus.
Inilah 8 Poin Penting Untuk Jadi Lulusan Terbaik
1. Duduk paling depan saat kuliah berlangsung
Kalau mahasiswa lain masih takut untuk duduk paling depan artinya belum siap nih jadi lulusan terbaik. Menurut Dian Fitra Aryani dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tips ini mampu membuatnya memperoleh IPK 3.91, ” Tipsnya duduk di depan aja sih kak,” ungkapnya sambil tertawa. Selama berkuliah semua teman-temannya selalu menyisakan tempat duduk terdepan, karena tidak siap berinteraksi langsung dengan dosen. Untuk itu akhirnya Dian menempati tempat duduk terdepan. Dengan posisi tempat duduk terdepan Ia merasa terpaksa harus mendengarkan penjelasan dosen. Tidak hanya itu, karena pemandangannya hanyalah dosen, hal ini membuatnya tidak malu dan tidak sungkan untuk bertanya apabila ada materi yang kurang jelas didapatnya.
2. Kuatkan niat untuk belajar
Macam-macam niat mahasiswa untuk berkuliah, namun niat yang wajib dimiliki adalah mencari ilmu yang bermanfaat. Tips ini diungkapkan oleh Rina Regita Rahma dari Prodi Psikologi yang lulus dengan IPK 3.89. ” yang paling utama adalah niatnya dulu. Seperti saya niat belajar psikologi, niat cari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya di kampus, dan niat luangin waktu untuk belajar pastinya di sela-sela kesibukan. Kalau niat udah mantep, tinggal take actionnya,” ungkapnya.
Baca juga: Umsida Akan Laksanakan Wisuda ke-42 Sekaligus Launching Prodi Kedokteran Gigi
Tidak hanya Rina, Yunita Awwali Salehah juga mengutamakan poin ini sebagai pondasi kuat untuk belajar di masa kuliah. “Sejak masa sekolah, aku selalu menguatkan niat sebelum berangkat untuk mencari ilmu dan belajar di sekolah. Nah selama kuliah ini, jujur aja aku ga beda dengan mahasiswa lain yang mudah mengeluh,” ujarnya sambil tersenyum malu. Tapi karena niat yang Ia miliki sudah kuat, jadi saat rasa malas itu datang Ia akan kembali menguatkan hatinya untuk bangkit dan mengerjakan tugas tugas dan belajar lebih giat.
3. Memiliki Sikap Disiplin dan Tanggung Jawab
Displin dan tanggung jawab rasa ini wajb dimiliki dan dilakukan baik saat di rumah maupun di kelas. “Sebagai implementsi rasa tanggung jawab atas pilihan untuk berkuliah salah satunya adalah tepat waktu saat masuk kelas dan usahakan memahami materi yang disampaikan. Sehingga ketika proyek diberikan kita memahami dan bisa mengerjakan di rumah,” ungkap Chendi Pirwanto Putra dari Prodi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) yang berhasil lulus dengan IPK 3.95.
Selain itu, Chendi juga mengimplementasikan sikap disiplin ketika mendapatkan tugas maupun proyek. Ia berprinsip untuk mengerjakan tugas secepatnya untuk menghindari materi yang terlupa dan menumpuknya tugas. Karena tugas kuliah tentu tidak hanya satu mata kuliah saja. Dengan begitu tidak akan ada masalah tugas yang menumpuk.
Begitu juga Maghfhira Dinda Malindra Darmadji dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang meraih IPK 3.95 menyampaikan rasa tanggung jawabnya memilih berkuliah. “Ketika masuk di dunia perkuliahan, prinsip yang harus saya tanamakan pada diri saya yaitu harus bertanggung jawab atas apa yang sudah menjadi pilihan. Pilihan saya memutuskan kuliah sambil bekerja berarti saya harus siap dengan tantangan dalam membagi waktu antara kuliah maupun kerja”.
4. Memaksimalkan hasil pengerjaan tugas
Hal yang terlihat mudah namun sering diremehkan mahasiswa adalah memaksimalkan pengerjaan tugas dari dosen. Mochammad Firman Fachrizzal dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang telah lulus dengan IPK 3.95 mengungkapkan “sebenarnya tidak ada target khusus untuk menjadi lulusan terbaik. Namun saya selalu berusaha untuk mengerjakan tugas dengan maksimal”. Hal ini berlaku disetiap mata kuliah yang didapatkannya sehingga hasil terbaik tiap mata kuliah akan terakumulasi sempurna.
5. Memprioritaskan kuliah
Seluruh mahasiswa terbaik ini memiliki kesibukan yang luar biasa. Bahkan tidak satupun dari mereka memiliki waktu senggang dan tidak tau harus berbuat bagaimana. Namun mereka selalu memprioritaskan kuliah diatas kegiatan lainnya. Seperti halnya Yunita merupakan mahasiswa yang sangat menyukai kompetisi di luar kampus. Tetapi menyelesaikan tugas kuliah adalah hal yang utama baginya. “Kalau ada tugas pasti itu selalu aku kerjakan duluan agar waktu luangku bisa digunakan untuk kegiatan lainnya. Kalau ada perlombaan yang sekiranya memang aku bisa pasti aku ikutin juga,” ungkapnya.
Baca juga: Kepala Perpustakaan Umsida Kemukakan Kunci Keberhasilan Akses Terbuka Pada Global Summit di Mexico
“Dengan segala waktu dan skala prioritas menjadi salah satu kunci utama sebagai tips dan trick untuk sebisa mungkin melakukan yang terbaik saat perkuliahan,” ujar Dinda.
Sedikit berbeda Chendi juga memprioritaskan tugas kuliah dengan tujuan agar Ia memiliki waktu untuk dirinya sendiri. “Menerapkan prinsip “freeday”, maksudnya yaitu memberikan kita waktu self reward kepada diri kita di hari tertentu untuk tidak mengerjakan dan mempelajari materi apapun. Sehingga hal tersebut membuat diri kita untuk tidak menunda-nunda sebuah pekerjaaan dan memicu semangat kita agar dihari itu bisa segera bersantai,” ungkapnya.
6. Menghindari ketergantungan sosmed dan game
Game dan sosial media (sosmed) adalah hal yang tidak bisa terlepas dari Generasi milenial. Meski memiliki banyak manfaat, penempatan waktu penggunaannya yang salah juga bisa membawa dampak yang kurang baik termasuk gagalnya menjadi lulusan terbaik. Masih menurut Chendi menghindari sosmed dan game saat belajar maupun mengerjakan tugas. “Karena ketika kita sudah bermain sosmed maupun game, hal tersebut dapat meningkatkan rasa malas kita, game dan sosmed bisa juga kita jadikan reward setelah kita menyelesaikan apa yang telah kita kerjakan,” ungkapnya.
Sebaliknya Chendi menggunakan teknologi sebagai sumber lain untuk belajar, tidak hanya dari bapak ibu dosen. Semakin banyak referensi yang didapatkan semakin banyak pula sudut pandang dan ilmu yang Ia dapatkan.
7. Menyimpan semua dokumen yang diberikan dosen
Terakhir dari Chendi mengungkapkan pentingnya menyimpan semua dokumen yang diberikan dosen selama pembelajaran dari awal semester hingga akhir. “Ini sangat membantu saya karena dalam program studi saya, setiap mata kuliah pasti saling berhubungan dari semester awal hingga akhir. Hal ini mempermudah saya untuk mengerjakan tugas atau proyek ketika saya sudah mulai lupa dengan materi tersebut,” jelasnya.
8. Memperkuat doa dan ibadah terutama doa orang tua
Poin yang paling penting agar menjadi lulusan terbaik adalah ibadah dan doa. “tentunya segala ikhtiar ini wajib diiringi dengan ibadah dan doa,” ungkap dinda. Lebih detail Rina mengungkapkan pentingnya doa terutama doa kedua orang tua. “Jangan lupakan doa, doa orang tua apalagi, cari ridhonya. kalau aku, apapun yang aku lakuin di kampus, selalu kasih mama kabar kemanapun aku pergi dan kapanpun movement ku. Alhamdulillah bukan cuman hati orang tua yang tenang, hati kita juga ikutan tenang karna ridho Allah ridhonya orang tua”.
Penulis: Rani Syahda Hanifa