umsida.ac.id – M. Mujahidin Alhaq, mahasiswa jebolan Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ikom), Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial (FBHIS), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sabet gelar wisudawan berprestasi dalam acara wisuda ke-38 di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Sabtu (16/10).
Selama berkuliah di Umsida, pria yang akrab disapa Mujahidin itu pernah menjuarai peringkat 2 dalam ajang Short Film Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Surabaya tahun 2017.
Pria kelahiran 1993 itu menyampaikan, ia sudah memiliki ketertarikan di bidang fotografi dan videografi sejak lama. Sehingga ia beberapa kali mengikuti kompetisi dan menekuni hobinya itu. “Kalau ikut kompetisi selama kuliah mungkin lebih dari 5 kali, itupun masih skala lokal dan regional saja. Saya tidak ada target sih, cuman lebih cari pengalaman aja, ketemu orang-orang baru, dan dapat ilmu baru. Menang atau tidak itu hanya bonus saja,” tuturnya.
Selain aktif mengikuti kompetisi, Mujahidin juga merupakan pegiat di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Gedhek Umsida. Tak hanya itu, pria asal Sidoarjo ini pernah menjadi Asisten Lab (Aslab) radio Ikom selama 2 periode dan lab desain grafis.
Haus akan ilmu pengetahuan membuat Mujahidin tak berhenti menggali potensi diri. Di luar kampus, ia juga bekerja sebagai jurnalis di Baraka Communication selama 4 tahun. “Saya pegang majalahnya National Hospital selama 3 edisi dan pegang Majalah Dokter, majalahnya alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair),” ungkapnya.
Keterlibatan dan perannya yang cukup banyak di luar kampus, khususnya di Unair tersebut berawal dari mata kuliah jurnalistik di jurusannya. “Ini mungkin bakat lain yang belum saya sadari. Saat itu ada mata kuliah jurnalistik, dosen pengampu saya sepertinya melihat potensi dari saya. Kemudian beberapa kali tugas mata kuliah jurnalistik saya dapat nilai yang cukup memuaskan. Lalu beliau mengajak saya gabung di tim beliau itu, Baraka Communication,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mujahidin mengaku prosesnya menuntaskan pendidikan kali ini terbilang cukup lama yakni 14 semester. Ia sempat mengambil cuti dan mencari banyak pengalaman di luar, seperti freelance fotografi dan videografi, serta menjadi jurnalis. “Saya aktif sampai semester 8. Lalu semester 14 hanya mengurus ujian skripsi, yudisium, dan wisuda,” terangnya.
Walaupun begitu, Mujahidin sangat bersyukur mampu menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa di Umsida. Rencananya, ia akan melanjutkan kuliah S2 dan membagikan ilmunya di tempatnya bekerja.
Terakhir, ia berpesan kepada mahasiswa lainnya agar jangan pernah malas untuk belajar. Mujahidin menegaskan salah satu pesan dari Imam Syafi’i bahwa bila kau tak tahan akan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan. “Emang capek sih belajar itu, tapi akan lebih capek lagi kalau kita tidak belajar sama sekali. Kita bakalan capek dibodohi zaman. Jangan puas hanya di Umsida, ada banyak ruang di luar sana yang perlu kita ketahui. Untuk teman-teman yang lagi berjuang menyelesaikan yang telah kalian mulai, ingat where there is a will, there is a way,” tandasnya.
Penulis : Shinta Amalia Ferdaus