Umsida.ac.id – Tunjangan Hari Raya (THR), merupakan salah satu hal yang dinanti-nanti banyak orang menjelang hari raya. Uang THR bukan sekadar tambahan penghasilan, tetapi juga bentuk apresiasi atas kerja keras mereka sepanjang tahun.
Lihat juga: 8 Tips Mengatur Keuangan Menjelang Lebaran, Simak Agar Saldo Tak Berakhir 0
Biasanya orang menggunakan uang THR untuk berbagai keperluan, entah itu investasi, persiapan hari raya, atau bahkan dibelanjakan secara besar-besaran.
Namun, sering kali masyarakat lupa bahwa THR juga bisa menjadi peluang untuk memperbaiki kondisi finansial, bukan hanya sekadar untuk konsumsi sesaat.
Menanggapi fenomena THR menjelang hari raya, dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ninda Ardiani SEI MSEI mengungkapkan bahwa momen pembagian THR ini hanya terjadi di Indonesia saja.
THR Habis Karena Konsumsi Tinggi

“THR diberikan ketika menjelang raya tertentu. Dan memang, tradisi ini juga berfungsi untuk menunjang konsumsi yang meningkat ketika hari raya,” ungkap Ninda, panggilan akrabnya.
Jika melihat pola konsumsi masyarakat Indonesia, imbuhnya, mereka akan lebih banyak pengeluaran ketika menjelang hari raya.
Hal tersebut sudah menjadi tradisi lantaran Ramadan dan hari raya identik dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Hal tersebutlah yang menyebabkan konsumsi masyarakat menjadi lebih tinggi.
Misalnya saja THR yang bisa digunakan untuk mudik ke kampung halaman atau untuk ujung-ujung ke sana saudara.
Menurutnya, Produk Domestik Bruto (PDB) masyarakat Indonesia sebagian besar disumbang dari konsumsi rumah tangga dan perusahaan. Semakin banyak konsumsi, maka akan semakin baik nilai PDB dengan catatan produk-produk yang digunakan itu adalah produksi lokal.
“Karena di lain sisi, tingginya permintaan pasar akan meningkatkan daya tarik adanya produksi lokal. Tapi kalau nanti THR-nya kita gunakan untuk membeli produk impor, itu bisa menyebabkan kerugian negara,” tutur ketua program studi perbankan syariah itu.
Cara Mengatur Uang THR
Menurutnya, masyarakat masih perlu diberikan edukasi tentang pengelolaan uang THR agar mereka tidak terlalu menghambur-hamburkan uang.
THR merupakan gaji tambahan di luar gaji-gaji yang ada. Untuk memenuhi kebutuhan pribadi, masyarakat harus pintar memilah mana yang menjadi kebutuhan dan yang menjadi keinginan.
“Termasuk edukasi tentang pengelolaan Uang THR yang digunakan untuk keperluan yang tidak seharusnya. Seperti saat banyaknya pekerja muda yang menggunakan uang THR untuk judi online atau semacamnya,” tutur dosen lulusan Unair tersebut.
Jika memang uang THR ini digunakan untuk berbelanja keperluan yang tidak produktif atau tidak untuk keperluan mendesak, Ninda menyarankan agar kebiasaan tersebut dihentikan dan mengalihkan uang tersebut untuk investasi agar lebih bisa bermanfaat jangka panjang.
“Misalnya saja saat ini di perbankan syariah sudah terdapat sistem cicil emas, jual beli emas, saham, atau lainnya karena saat ini emas merupakan salah satu komoditas yang paling aman di tengah-tengah ketidakpastian ekonomi dunia,” terang dosen lulusan S2 Ekonomi Islam itu.
Selain itu Linda juga menyarankan agar masyarakat yang sudah tidak memiliki tanggungan ekonomi atau THR tersebut non produktif, maka uang bisa dialihkan untuk membuka usaha yang menjanjikan.
Di prinsip ekonomi sendiri, tambahnya, alangkah lebih baik jikalau sumber daya yang ada bisa diproduksi dengan baik karena hal itu juga akan berdampak baik terhadap perekonomian.
Dengan adanya kesadaran dalam mengelola THR secara bijak, kata Ninda, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk hal-hal yang lebih produktif dan bermanfaat dalam jangka panjang.
Lihat juga: Mensucikan Diri dan Membersihkan Harta, Ini Manfaat Zakat Fitrah
“Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sesaat, tetapi juga sebagai langkah dalam memperkuat kondisi finansial dan mendukung ekonomi dalam negeri,” tutupnya.
Penulis: Romadhona S.