Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /var/www/html/wp-content/plugins/og/includes/iworks/class-iworks-opengraph.php on line 331

Overcome Trash and Flood The Gedangan Village KKN-T Team Breaks Through Takakura and its Bioporics Problems

[:id]Umsida.ac.id- Tim KKN-T Desa Gedangan punya solusi unik atasi sampah dan banjir. Takakura dan biopori menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan hal itulah tim KKN-T ajak warga bersama sama mewujudkan dua solusi unik mereka pada (5/9).

Takakura sendiri merupakan salah satu cara mengolah sampah organik yang nantinya dapat dijadikan kompos organik. Bahan-bahan dalam pembuatan takakura itu sendiri mudah didapatkan, seperti keranjang cuci pakaian yang mempunyai banyak lubang kecil dan memiliki penutup, kardus bekas, pupuk organik, sekap padi, serta sampah organik seperti sisa sayur dan buah.  Cara pembuatannya juga cukup mudah yaitu dengan menempelkan kardus bekas di pinggiran dan dasar serta tutup keranjang, kemudian campur semua bahan yang terdiri darin pupuk organik, sekam padi, dan juga sampah organik yang sudah disiapkan ke dalam keranjang. Setelah semua bahan tercampur rata keranjang kemudian ditutup. Kompos organik di dalam keranjang takakura akan siap sekitar 2 minggu ketika suhu di dalam keranjang kompos mulai terasa panas.

Selain melakukan pengolahan sampah organik Tim KKN-T juga menjawab permasalahan desa terkait kurangnya daerah resapan air untuk mencegah munculnya genangan air dan menurunkan potensi banjir. Biopori menjadi salah satu pilihan jitu untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Setelah kami melakukan survei lokasi, kami menemukan bahwa resapan air di desa Gedangan khususnya di RW 09 ini masih kurang. Targetnya RW 9 bisa membuat takakura dan biopori secara mandiri yang hasilnya bisa dimanfaatkan warga,” ungkap koordinator KKN-T Gedangan, Afandi.

Biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Selain mampu mengurangi genangan air dan potensi banjir. Biopori juga bisa digunakan warga untuk membuat kompos dengan pemanfaatan sampah organik seperti daun kering, kulit buah, sisa sayuran dan masih banyak lagi.

Menindak lanjuti kegiatan yang telah dilakukan dengan membuat takakura dan lubang biopori tim KKN-T mengadakan sosialisasi mengenai takakura dan biopori. Selain praktik langsung dilapangan masyarakat juga perlu memperdalam informasi mengenai kedua hal tersebut lewat sosialisasi. Warga juga diberikan simulasi atau praktek mengolah sampah organik khususnya sampah dapur untuk dijadikan pupuk kompos. Antusiasme warga mewarnai setiap proses program kerja yang dilakukan. Baik dukungan moril hingga materiil dengan menyiapkan makanan dan minuman untuk tim pelaksana yang tengah bekerja. (Lintang)[:en]Umsida.ac.id- The Gedangan Village KKN-T team has a unique solution to overcome garbage and flooding. Takakura and biopori are alternatives that can be used to overcome these problems. Based on that KKN-T team invites residents together to realize their two unique solutions on (5/9).
Takakura itself is one way to process organic waste which can later be used as organic compost. The ingredients in making takakura itself are easily available, such as clothes washing baskets that have lots of small holes and have covers, used cardboard, organic fertilizer, rice bran, and organic waste such as leftover vegetables and fruit. How to make it is also quite easy by attaching used cardboard on the edges and bottom and the lid of the basket, then mixing all the ingredients consisting of organic fertilizer, rice husks, and also organic waste that has been prepared into the basket. After all ingredients are mixed evenly the basket is then closed. Organic compost in the Takakura basket will be ready for about 2 weeks when the temperature in the compost basket starts to feel hot.
In addition to processing organic waste, the KKN-T team also answered village problems related to the lack of water catchment areas to prevent the emergence of standing water and reduce the potential for flooding. Biopori is one surefire choice to overcome these problems.
“After we conducted a site survey, we found that water catchment in Gedangan village especially in RW 09 is still lacking. The target is RW 9 can make takakura and biopori independently, the results of which can be utilized by residents, “said the coordinator of Gedangan KKN-T, Afandi.
Biopori is a cylindrical hole that is made vertically into the soil as a water catchment method aimed at overcoming puddles by increasing the water absorption capacity in the soil. Besides being able to reduce standing water and the potential for flooding. Biopori can also be used by residents to make compost by utilizing organic waste such as dried leaves, fruit skins, remaining vegetables and much more.
Following up on the activities that have been carried out by making takakura and biopori holes, the KKN-T team held a socialization about takakura and biopori. In addition to direct practice in the field, the community also needs to deepen information about these two things through socialization. Residents are also given a simulation or practice in processing organic waste, especially kitchen waste to be composted. The enthusiasm of residents colors every process of the work program that is done. Both moral support to material by preparing food and drinks for the implementing team who are working. (Lintang)[:]

Berita Terkini

Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By
Edukasi Kesehatan Reproduksi Fikes Umsida
Fikes Umsida Galakkan Edukasi Kesehatan Reproduksi di SMA An Nur Malang
August 18, 2025By
petugas upacara Umsida di HUT RI ke-80 2
Jadi Petugas Upacara HUT RI ke-80, Mahasiswa Umsida Tunjukkan Semangat Nasionalisme
August 18, 2025By
kesejahteraan Indonesia 1
80 Tahun Indonesia Merdeka dan Kesejahteraan Masih Menjadi Persoalan, Ini Langkah Solutifnya
August 17, 2025By

Riset & Inovasi

inovasi bell kuis
Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
August 14, 2025By
pendampingan UMKM Opak Samiler-min
Tingkatkan Optimasi Produksi Opak Samiler, Tim Abdimas Umsida beri Bantuan Mesin
August 13, 2025By
SFMS dosen Umsida
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 8, 2025By
alat pasteurisasi susu
Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
July 31, 2025By
riset dan inovasi DRPM Umsida
Umsida Kembangkan Riset dan Inovasi Melalui Seminar, Pameran, dan Diseminasi dengan 3 Kampus
July 16, 2025By

Prestasi

kilab 2025
Lolos Kilab 2025, Fikes Umsida Kolaborasi Buat Mannequin Akupresur dengan LED dan Audio Indicator
September 7, 2025By
mahasiswa atlet pencak silat Umsida
Mahasiswa PAI Umsida Juara 2 di Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition II 2025
September 6, 2025By
atlet taekwondo Umsida juara piala dpr ri
Atlet Taekwondo Umsida Raih Juara 1 di Ajang Indonesia Expo Battle Piala DPR RI
September 6, 2025By
pencak silat Umsida
Laga Terakhir Jadi Atlet Pencak Silat di Umsida, Mahasiswa Ini Persembahkan Emas
September 5, 2025By
mahasiswa Umsida lolos Magang Berdampak 3
Lolos Program Magang Berdampak, Mahasiswa Psikologi Umsida Siap Hadapi Dunia Kerja
August 27, 2025By