Umsida.ac.id – Satu lagi wisudawan berprestasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) di bidang non akademik saja. Ia adalah Diah Retno Kinasih, salah satu wisudawan berprestasi yang berasal dari program studi manajemen. Ia memiliki banyak prestasi di bidang tapak suci.
Tidak didukung orang tua
Perempuan yang akrab disapa Diah ini mendalami ilmu bela diri sejak masuk SMK pada tahun 2016. Namun pada awalnya, Diah tidak pernah diizinkan oleh sang ayah ketika ia mengungkapkan keinginannya untuk mendalami dunia bela diri. Karena menurut ayahnya, wanita tidak baik berkontribusi dalam beladiri. Bahkan ayah Diah tidak mengetahui keputusan Diah untuk bergabung di tim bela diri Umsida.
Baca juga: Jadi Wisudawan Berprestasi Jalur Lomba KTI yang Dijadikan Tugas Akhir
“Saya sengaja tidak memberitahu orang tua saya kalau saya bergabung di Tapak Suci Umsida. Saya hanya ingin membuktikan bahwa bela diri bukan untuk menyakiti perempuan. Namun justru sebaliknya, dengan bela diri saya memiliki tameng dari hal-hal buruk,” ucap perempuan kelahiran Nganjuk ini.
Kuliah, bela diri, dan bekerja
Saat meniti karir di bidang bela diri, Diah sudah pernah menjuarai beberapa perlombaan. Seperti Banyuwangi International Championship tahun 2020. Diah berhasil menjadi juara 3 pada kompetisi tersebut. Lalu ada lomba Sultan Kacirebonan Cup tingkat nasional pada tahun 2021. Dan ia berhasil menyabet juara 2. Namun, ada satu momen pertandingan yang tidak bisa ia lupakan.
“Ketika saya mengikuti Banyuwangi International Championship, saya sudah masuk 3 besar untuk perebutan juara 2. Tapi ada sedikit insiden yang membuat saya tidak bisa lanjut. Saya tidak sengaja memberikan pukulan ke bibir lawan sampai berdarah. Akhirnya saya didiskualifikasi sehingga juara 2 didapatkan oleh lawan saya dan saya mendapat juara 3,” ucapnya ketika mengenang kompetisi tersebut.
Baca juga: Pantang Menyerah Meski Gagal Berulang Kali, Bawa Wanita Ini Raih Gelar Wisudawan Berprestasi
Namun, lanjut Diah, dari insiden itu ia termotivasi untuk tetap latihan agar pukulan yang semakin baik tepat sasaran dan tidak membahayakan lawan. Selain itu, ia juga berlatih untuk menghindari cedera yang serius.
Di samping prestasi yang membanggakan, Diah merasa sedikit kesulitan untuk membagi waktunya sehingga ia kadang mengalami kendala belajar. Seperti mengantuk, lelah, ditambah lagi Diah merupakan mahasiswa yang juga bekerja di salah satu pabrik sepatu.
Motivasi karir
Meski memiliki jadwal kegiatan yang cukup padat dia tetap bersemangat untuk menjalankan semua kegiatannya misalnya Saat kuliah Diah memilih untuk mengambil kelas malam agar paginya ia bekerja. Dan di sela-sela kegiatan kuliahnya, Diah juga aktif mengikuti organisasi Tapak Suci Umsida.
“Waktu itu saya berpikiran untuk ikut organisasi saja tanpa mengikuti lomba apapun. Tapi ketika latihan, terdapat seleksi yang akhirnya saya terpilih untuk mengikuti kompetisi. Pada awalnya saya bingung karena saya pasti akan kesulitan membagi waktu. Tapi berkat dukungan pelatih yang terus diberikan kepada saya, akhirnya saya juga aktif untuk mengikuti lomba,” lanjutnya.
Pembagian jadwal kegiatan Diah cukuplah padat. Di pagi hari, ia harus bekerja. Lalu sore hari, ia harus latihan untuk mempersiapkan berbagai kompetisi. Dan di malam hari, ia harus mengikuti perkuliahan. Tentu Diah merasakan lelah yang cukup besar, terlebih harus jauh dari keluarga. Pernah satu waktu ia ingin keluar dari organisasi dan resign dari tempat kerja. Namun orang tuanya terus menyemangati Diah dan menasehatinya agar dia tidak terlalu memaksakan diri. Dari nasehat itulah, Diah kembali bersemangat untuk melakukan semua kegiatannya dengan penuh keyakinan.
Baca juga: Wisudawan Berprestasi Ini Tulis Puluhan Karya Terinspirasi Pesan Ali Bin Abi Thalib
“Umsida juga berperan penting dalam perjalanan karir saya. Pelatih yang sudah ahli dan terus mendukung saya, serta pembiayaan setiap kompetisi yang saya ikuti dari awal sampai akhir. Dan juga Umsida mengapresiasi mahasiswa yang telah menorehkan prestasi untuk Umsida,” pungkas anak sulung dari dua bersaudara ini.
Penulis: Romadhona S.