[:id]Umsida.ac.id – Sherly Annavita, motivator millenial hadir dalam Pembukaan Forum Ta’aruf Mahasiswa hari ke dua (8/9). Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dari FAI dan FBHIS ini tak kalah meriah dengan sebelumnya. Dalam kesempatan tersebut Sherly Annavita kembali membuat Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus I Umsida bergemuruh. Pasalnya, wanita yang juga berprofesi sebagai dosen ini memukau para peserta Fortama lewat motivasi yang disampaikannya.
Sherly, sapaan akrabnya mengawali motivasinya dengan menjelaskan 4 tipikal manusia di dunia ini. “Manusia tipikal pertama ialah manusia pesimis, berikan satu pertanyaan pada manusia jenis ini maka ia akan menjawab dengan awalan ah!,” ujar Sherly yang kemudian diiringi decak kagum para mahasiswa. tidak sampai disitu, sherly melanjutkan pemaparannya mengenai manusia tipikal ke dua yakni manusia tipikal realistis. Manusia jenis ini sangat tergantung pada apa kata orang. Manusia jenis ini selalu dibentuk oleh lingkungan, “Bukan dia yang membentuk lingkungan. Manusia jenis ini selalu lahir dari apa kata orang,” lanjut Sherly. Sementara itu tipikal manusia ke tiga merupakan manusia yang memulai segala sesuatu dengan optimis dan berani menyusun targetnya kedepan. Dan yang terakhir ialah manusia tipikal progresif.
Tak pelak, dari motivasi yang disampaikan Sherly ini mengundang banyak Tanya dari mahasiswa baru Umsida. Sherly menjawab pertanyaan yang diajukan para mahasiswa ini dengan menukil sedikit cerita perjuangannya hingga dititik ini. Sebagai anak yang terlahir dari keluarga yang sederhana, Sherly harus dibuat bimbang dengan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan tinggi di tanah Jawa, sementara disisi lain adik Sherly juga harus melanjutkan pendidikan. Tekat kuat yang dimilikinya berhasil menghidupi mimpinya. Meski sempat terhalang restu orangtuanya namun Sherly meyakinkan bahwa menjadi madrasah al Ula merupakan perkara yang baik, begitupun dengan mencari ilmu. “Jika kedua perkara ini baik, maka untuk apa dibenturkan?,” pungkas dara kelahiran Aceh ini. Berbekal doa dan amanah kedua orangtuanya lah Sherly akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan tingginya bahkan hingga ke luar Negeri dan dikenal seperti sekarang di Tanah Air. (Real)[:en]Umsida.ac.id – Sherly Annavita, millennial motivator was present at the Opening of the second day Ta’aruf Student Forum (8/9). The event which was attended by students from FAI and FBHIS was no less lively than before. On that occasion Sherly Annavita again made the Auditorium of KH Ahmad Dahlan Campus I Umsida rumble. Because the woman who also works as a lecturer amazed the Fortama participants through the motivation that was conveyed.
Sherly, her familiar greeting began her motivation by explaining the 4 typical humans in this world. “The first typical human being is a pessimistic human being, give one question to this type of human so he will answer with the prefix ah,” Sherly said, then accompanied by admiration of the students. it did not stop there, Sherly continued her presentation of the second typical human being, a realistic realistic human being. This type of human is very dependent on what people say. This type of human being is always shaped by the environment, “He is not the one who shapes the environment. This type of human is always born from what people say, “continued Sherly. Meanwhile, a typical third person is a person who starts everything optimistically and dares to set his targets going forward. And the last is a typical progressive human being.
Inevitably, the motivation that was delivered by Sherly invited many questions from new student Umsida. Sherly answered the questions posed by these students by taking a few stories from her struggle to this point. As a child born from a simple family, Sherly must be made uncertain by her desire to continue her tertiary education in the land of Java, while on the other hand Sherly’s sister must also continue her education. His strong determination succeeded in living his dream. Even though his parents’ blessing had been hindered, Sherly assured that being a Madrasah Al Ula was a good case, as was the search for knowledge. “If these two cases are good, then why should they clash ?,” concluded the virgin born in Aceh. Armed with prayer and the mandate of her parents Sherly was finally able to complete her tertiary education even overseas and is known as now in the country. (Real)[:]