Memaknai Isra Miraj dengan salat3

Isra’ Mi’raj, Memaknai Salat Sebagai Penyucian Jiwa dari yang Selain Allah SWT

Umsida.ac.id – Isra’ Mi’raj merupakan suatu perjalanan spiritual Rasulullah SAW atas kehendak Allah SWT dengan misi utama untuk menerima perintah salat. 

Proses perjalanan tersebut meski berada diluar batas kemampuan akal manusia pada masanya. 

Lihat juga: Bulan Rajab: Disebut Bulan Haram Hingga 8 Contoh Amalannya

Namun Allah memastikan bahwa proses tersebut masih berada dalam bingkai hukum-hukum kausalitas alam dimana manusia diharapkan mampu mengi’tibari sebagai inspirasi pengembangan sains dengan maksud semakin meningkatkan keimanan kepada Allah Swt (QS. 17:1).  

Perjalanan Spiritual Isra’ Mi’raj Rasulullah
Memaknai Isra Miraj dengan salat. 6
Ilustrasi: Unsplash

Dalam konteks sejarah perjalanan spiritual Rasulullah tersebut terjadi pada masa “Amul Huzn”, yakni masa ketika Rasulullah mengalami kesedihan setelah wafatnya istri tercinta Rasulullah, Khadijah dan pamannya Abu Thalib. 

Sehingga perjalanan spiritual tersebut merupakan kehendak Allah untuk menghibur Rasulullah dengan cara memberikan jalur penghubung kedekatan antara dirinya dengan Tuhan-Nya yang berjarak sangat jauh antara bumi dan diluar batas alam semesta, serta memperkuat imannya dalam menghadapi tantangan dakwah selanjutnya, melalui perintah salat.

Perintah salat yang diberikan oleh Allah kepada setiap muslim pengikut Rasulullah Muhammad Saw dalam lima waktunya (QS. 17:78 dan 11:114), merupakan cara Allah untuk memberikan sarana kepada hambanya untuk mendapatkan kebahagiaan melalui perjalanan spiritualnya berupa salat. 

Ibnu Mas’ud dan Salman al-Farisi ra. pernah mengatakan: “Salat itu merupakan alat penyeimbang yang sempurna. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang menyempurnakan salat, niscaya ia juga akan menerima keseimbangan yang sempurna dalam hidup.

Sedangkan bagi siapa yang bersikap curang dalam salatnya, maka seperti apa yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam surah al-Mutafifin (83), yakni hatinya tertutup yang mengalanginya dari Rahmat Tuhannya”. 

Maka kunci dari didapatkannya kebahagian seseorang adalah hatinya bersih sehingga mempermudah mendapatkan pancaran Rahmat dari Allah Swt.

Pada suatu kesempatan Nabi Saw. Pernah ditanya, “Amalan apakah yang paling utama?”. Beliau menjawab, “Salat pada waktunya.””. 

Kemudian beliau bersabda, “Apabila seseorang menjaga salatnya lima kali sehari dengan tharahah (bersuci) yang sempurna, dan pada waktu yang telah ditentukan, niscaya ini akan menjadi hujjah serta cahaya baginya pada hari berbangkit nanti. Sebaliknya, siapa saja yang merusak salatnya, niscaya ia akan dibangkitkan bersama-sama fir’aun dan hamman” (HR. Imam Ahmad).

Salat dan Kesucian Hati
Memaknai Isra Miraj dengan salat3
Ilustrasi: Pexels

Hati yang bersih akan memancarkan cahaya “godspot” yang bersih dari dosa-dosa yang menutup hatinya. 

Rasulullah Saw juga pernah bersabda. “Salat lima kali dalam sehari semalam itu laksana sungai yang airnya bersih mengalir di samping rumah seseorang. Ia mandi sebanyak lima kali dalam sehari semalam di sungai itu. Apakah kalian akan menemukan kotoran melekat pada tubuhnya?”. 

Para sahabat menjawab “Tidak”, Kemudian Rasulullah Saw. Bersabda “Sebagaimana air membersihkan kotoran, maka demikian salat lima kali dalam sehari, ia membersihkan dosa dari diri pemiliknya” (HR Muslim). 

Lihat Juga :  Lebih Mengerti Tentang Puasa Rajab, Ini Penjelasan Dosen Umsida

Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda: “Rangkaian salat fardhu yang satu dengan salat fardhu yang lain itu menjadi tebusan bagi dosa-dosa yang terjadi diantara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim).

Terkait dengan kesucian hati tersebut, Imam Al-Ghazali memberikan gambaran dalam tiga tingkatan. 

Tingkatan yang pertama adalah mensucikan diri dari segala perbuatan buruk yang mengandung dosa. Tingkatan yang kedua adalah menyucikan qalbu dari segala perbuatan dan akhlak (perilaku) yang tercela berikut sifat-sifat keji lainnya. Serta tingkatan yang ketiga merupakan tingkatan yang paling sempurna dan hanya dimiliki oleh para Nabi dan shiddiqin, menyucikan jiwa dari yang selain Allah Swt.

Menyucikan diri pada setiap tingkatan sudah merupakan setengah dari amal yang ada di dalam tingkatan yang bersangkutan, dimana amal pada setiap tingkatan salat itu untuk dapat terus mengingat Allah Swt (dzikrullah) (QS. 20:14) dan mengagungkan nama-Nya, ma’rifatullah (mengenal cahaya Allah) dalam shalatnya tidak akan tercurah kepada seseorang sebelum ia membersihkan ruhaninya dari segala sesuatu selain Allah. 

Maka dari itu Allah berfirman: “Katakanlah: ‘Allahlah yang menurunkannya (al-Qur’an), kemudian sesudah engkau (Muhammad) menyampaikannya kepada mereka. Biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatan.’” (QS:6:91).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada waktu bersamaan mustahil kebenaran dan kesesatan berkumpul menyatu dalam sanubari seseorang hamba. 

Allah Swt. juga berfirman: “Allah tidak menjadikan seseorang mempunyai dua qolbu di dalam dadanya.” (QS.33:4). Adapun tujuan dari amal shalih adalah membangun ruhani dengan akhlak yang terpuji, dan akidah islam yang hanif (lurus). 

Kesucian Jiwa Bagian dari Keimanan
Memaknai Isra Miraj dengan salat3
Ilustrasi: Unsplash

Ruhani (Jiwa) manusia tidak akan memiliki akhlak yang terpuji sebelum bersih dari akhlak buruk yang tercela. 

Membersihkan dan menyucikan qolbu dari sifat-sifat tercela adalah setengah dari perbuatan yang menjadi syarat pokok untuk melakukan amal shalih sebagai penyempurna. 

Dengan pengertian ini maka semakin nyata bahwa kesucian jiwa adalah sebagian atau setengah dari keimanan seorang hamba. Begitu pula dengan salat adalah setengah yang utama sebagai syarat keimanan seorang hamba kepada Allah SWT karena salat bermanfaat sebagai sarana penyucian diri dari dosa-dosa dan penghalang bagi dosa-dosa yang akan datang “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar…” (QS.29: 45).

Semoga kita selalu diberikan kemudahan oleh Allah untuk tetap istiqomah dalam menegakkan salat, serta menjaga kualitasnya ketika berada dalam maqam khawashul khawas, maqam para nabi, shiddiqin serta muslikh yakni sebagai sarana penyucian Jiwa dari yang selain Allah SWT yang bersemayam dalam diri kita. 

Lihat juga: Dosen Umsida Jelaskan Sejarah Singkat Bulan Rajab dan Keistimewaannya

Inilah makna sesungguhnya dalam memperingati Isra’ Mi’rajnya Rasulullah Saw (shd)

Sumber Rujukan:

  1. Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Kairo, mesir: Dar al-Hadits, 2004
  2. Syaikh Imam Nawawi Al-Bantani, Tanqihul Qawl al-Hatsits Bisyarhi Lubbabil Hadits. Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah

Penulis: Rahmad Salahuddin

Berita Terkini

Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By
Edukasi Kesehatan Reproduksi Fikes Umsida
Fikes Umsida Galakkan Edukasi Kesehatan Reproduksi di SMA An Nur Malang
August 18, 2025By
petugas upacara Umsida di HUT RI ke-80 2
Jadi Petugas Upacara HUT RI ke-80, Mahasiswa Umsida Tunjukkan Semangat Nasionalisme
August 18, 2025By
kesejahteraan Indonesia 1
80 Tahun Indonesia Merdeka dan Kesejahteraan Masih Menjadi Persoalan, Ini Langkah Solutifnya
August 17, 2025By

Riset & Inovasi

inovasi bell kuis
Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
August 14, 2025By
pendampingan UMKM Opak Samiler-min
Tingkatkan Optimasi Produksi Opak Samiler, Tim Abdimas Umsida beri Bantuan Mesin
August 13, 2025By
SFMS dosen Umsida
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 8, 2025By
alat pasteurisasi susu
Alat Pasteurisasi Susu, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Umsida Bantu Mudahkan Peternak
July 31, 2025By
riset dan inovasi DRPM Umsida
Umsida Kembangkan Riset dan Inovasi Melalui Seminar, Pameran, dan Diseminasi dengan 3 Kampus
July 16, 2025By

Prestasi

kilab 2025
Lolos Kilab 2025, Fikes Umsida Kolaborasi Buat Mannequin Akupresur dengan LED dan Audio Indicator
September 7, 2025By
mahasiswa atlet pencak silat Umsida
Mahasiswa PAI Umsida Juara 2 di Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition II 2025
September 6, 2025By
atlet taekwondo Umsida juara piala dpr ri
Atlet Taekwondo Umsida Raih Juara 1 di Ajang Indonesia Expo Battle Piala DPR RI
September 6, 2025By
pencak silat Umsida
Laga Terakhir Jadi Atlet Pencak Silat di Umsida, Mahasiswa Ini Persembahkan Emas
September 5, 2025By
mahasiswa Umsida lolos Magang Berdampak 3
Lolos Program Magang Berdampak, Mahasiswa Psikologi Umsida Siap Hadapi Dunia Kerja
August 27, 2025By