penyerangan pers

Kembali Marak Kasus Penyerangan Pers, Pakar Umsida Beri Komentar

Umsida.ac.id – Akhir – akhir ini banyak berseliweran kasus penyerangan pers, mulai dari individu jurnalis, hingga kantor media yang mendapatkan teror.

Lihat juga:  Brainrot, Pembusukan Otak Akibat Konten Receh di Medsos, Pakar Umsida Beri Penjelasan

Sebut saja saat aksi #IndonesiaGelap di Ternate yang terjadi beberapa waktu lalu, penyerangan pers dialami dua orang jurnalis media online oleh satu anggota Satpol PP dan Linmas Kota Ternate.

Lalu, salah satu jurnalis Kompas.com yang mendapat intimidasi dari salah satu anggota tim Pengawalan Panglima TNI ketika ia hendak wawancara terkait penyerangan Polres Tarakan oleh personel tentara.

Dan yang cukup menggegerkan warganet adalah ketika peristiwa teror yang menyerang kantor Tempo. Tak tanggung, Tempo mendapat teror sebanyak tiga kali dalam selang waktu empat hari.

Pertama, kepala babi tanpa telinga dikirim ke kantor Tempo melalui ojek aplikasi. Kepala babi tersebut ditujukan kepada salah satu wartawan desk politik Tempo.

Hanya berselang tiga hari, ditemukan kardus di halaman kantor yang berisi enam ekor tikus got yang sudah dipotong kepalanya. 

Dan enam tikus tersebut menggambarkan jumlah jurnalis desk politik Tempo, yang salah satunya adalah penerima paket kepala babi.

Setelah itu, wartawan yang menerima teror bangkai hewan tersebut juga mengalami doxing (penyebaran informasi pribadi) di media sosial.

Dari beberapa kasus penyerangan pers tersebut, apakah pilar keempat demokrasi sedang tidak baik-baik saja? Lalu, bagaimana peran Dewan Pers dalam melindungi para pekerja media?

Penyerangan Pers Sudah Lama Terjadi

penyerangan pers

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Istiqomah MMedKom turut memberi tanggapan akan peristiwa tersebut.

Menurutnya, penyerangan pers ini merupakan hal yang sudah lama terjadi. 

“Walau menjadi pilar keempat demokrasi, kondisi pers saat ini sedang terombang-ambing. Namun jika kita baik ke belakang lagi, tepatnya sebelum reformasi, pers lebih parah lagi,” katanya.

Awalnya, imbuh dosen yang memiliki bidang kepakaran jurnalistik itu, hanya menurut pada pemerintah. Jadi apapun yang diinformasikan kepada publik, harus mendapat persetujuan pemerintah.

Lihat Juga :  Pakar Umsida Tentang TNI Masuk Kampus: Boleh Selagi Tidak Melanggar Kebebasan Mimbar Akademik

“Dulu media tak sebanyak sekarang. Jadi pers saat ini lebih bisa bersuara. Namun penyerangan pers masih banyak terjadi, terutama di daerah terpencil,” tuturnya.

Menurut Istiqomah, pers sekarang kembali menjadi tidak bebas (seperti sebelum reformasi). Namun, bebas yang dimaksud sudah berbeda.

Misalnya seorang jurnalis ingin mengupas isu tertentu, maka ia harus tahu cara menyampaikannya dan pandai mencari angle tanpa menyembunyikan fakta. Itu menjadi tantangan jurnalis saat ini.

Dan yang lebih banyak mendapat ancaman adalah jurnalis daerah. Misalnya pembunuhan jurnalis beserta keluarga di Sumatera lantaran ia sedang mengungkap kasus korupsi di daerah tersebut.

“Jadi dia benar-benar effort untuk mengupas kasus tersebut. Taruhannya nyawa,” katanya.

Kekuatan Perlindungan Pers Belum 100%
penyerangan pers
Ilustrasi: Pexels

Sebagai orang yang pernah berkecimpung di dunia jurnalistik, Istiqomah berpendapat bahwa saat ini kekuatan perlindungan terhadap pers ternyata belum bisa 100%.

“UU Pers dan pasal tentang perlindungan pers memang ada. Namun kekuatan dan aplikasinya saya rasa masih kurang. Karena siapa yang melindungi mereka?,” ujar Istiqomah.

Dengan kasus-kasus ini, masyarakat jelas akan merasa bingung dengan arus informasi yang diterima, terlebih saat ini penyebaran informasi yang sangat cepat.

Istiqomah melanjutkan, “Karena situasi seperti ini, jadi filtrasi harus diperkuat dan literasinya harus diperbaiki walaupun tidak semua masyarakat bisa melakukan itu.”

Sebagai pilar keempat demokrasi, Istiqomah memaparkan bahwa kondisi pers saat ini masih bisa diperbaiki karena saat ini masyarakat menjadi citizen journalism. 

Dengan begitu, masyarakat bisa bersuara yang informasi tersebut tersampaikan melalui media.

Lihat juga: Pembatasan Media Sosial untuk Anak, Dosen Umsida: Perlu Didukung, Tapi…

Istiqomah mengajak untuk kembali ke tujuan dan fungsi adanya pers, yaitu memberitakan sesuatu berdasarkan fakta yang tidak disembunyikan dan valid dengan penyajian yang telah dipikirkan.

Penulis: Romadhona S.

Sumber: aji.or.id, tempo.co, tirto.id, gakorpan.com.

Berita Terkini

aset kripto menurut dosen Umsida
Risiko Aset Kripto dan Bitcoin, Dosen Umsida Paparkan dari Perspektif Hukum dan Teknologi
December 15, 2025By
SDGs Center Umsida
SDGs Center Umsida Dorong Hilirisasi Riset untuk Pembangunan Berkelanjutan Jawa Timur
November 20, 2025By
Apresiasi sekolah partnership Umsida
Umsida Beri Apresiasi untuk Sekolah Partnership yang Berkontribusi dalam Penerimaan Mahasiswa Baru
November 20, 2025By
kick off penerimaan mahasiswa baru Umsida 4_11zon
Umsida Resmi Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2026/2027
November 19, 2025By
magister ilmu komunikasi Umsida 1
Launching Magister Ilmu Komunikasi Umsida, Pendaftaran Sudah Dibuka!
October 28, 2025By
muhammadiyah
Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 2026 pada 18 Februari
October 23, 2025By
S2 Ilmu Komunikasi Umsida
S2 Ilmu Komunikasi Umsida Sudah Buka, Siap Cetak Pakar New Media
October 13, 2025By
prodi sains data
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 11, 2025By

Riset & Inovasi

abdimas Umsidaa desa Gendro 5
Petani dan Peternak Desa Gendro Lebih Maju dengan Pendampingan Umsida
November 14, 2025By
posyandu remaja
Umsida dan Umla Gelar Posyandu Remaja, Pasar Gizi, dan Pencatatan Digital Kohort di Balungtawun Lamongan
November 11, 2025By
Science Techno Park Desa Gendro 2
Desa Gendro Jadi Prototipe Science Techno Park Pertanian Inovatif oleh Dosen Umsida
November 10, 2025By
riset dan abdimas umsida
Umsida Raih Penghargaan Atas Kinerja Riset dan Abdimas LLDIKTI Wilayah 7
November 4, 2025By
Program Action FPIP Umsida
Action, Abdimas Gagasan Mahasiswa FPIP Umsida yang Pedulikan Pendidikan Anak Desa
November 1, 2025By

Prestasi

mental juara atlet Umsida
Mental Jadi Bekal Utama Mahasiswa Umsida Raih Emas KBPP Polri Jatim 2025
December 18, 2025By
inovasi website dan e-modul
Inovasi Pembelajaran Website dan E-Modul Antarkan 2 Mahasiswa Umsida Gold Medal
December 16, 2025By
Laboran Teknik Mesin Berkesempatan untuk mengenalkan inovasinya yang bertajuk Rancang Bangun
Mesin Uji Getaran Mekanik Karya Laboran Umsida Dikenalkan di KILab 2025
December 13, 2025By
penghargaan gender dekan fbhis
Gagas Soal Gender Lewat Akademik, Dekan FBHIS Umsida Raih Outstanding GAD Partners Award
December 12, 2025By
laboran kebidanan Umsida
Laboran Kebidanan Umsida Tunjukkan Inovasinya di Ajang Nasional KILab 2025
December 10, 2025By