Umsida.ac.id – Prestasi Kantor Layanan Lazismu (KLL) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam gerakan filantropi berbasis kampus menjadikan Umsida terpilih sebagai tuan rumah kegiatan Workshop Membangun Inovasi Sosial Berbasis Kampus yang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat Lembaga Amal, Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu), Kamis (6/10). Kegiatan ini diselenggarakan Kamis-Jumat (6-7/10) dengan peserta undangan 50 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah se-Indonesia.
Wakil Ketua Lazismu Jawa Timur Imam Hambali MEI menyampaikan 2 hal yang menjadi potensi umat islam yaitu aspek perdagangan atau bisnis dan aspek perzakatan. “Karena dua hal ini merupakan satu darah dalam gerakan apapun, baik gerakan dakwah, gerakan bisnis, ataupun dalam pengelolaan negara. Karena finansial adalah sesuatu yang utama,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Ia menyebut lahirnya gerakan perzakatan ini berawal dari mimpi untuk menggerakan dakwah sehingga gerakan ini dianggapnya sebagai peluang untuk mengembalikan potensi umat dan potensi islam yang telah terkuburkan. “Seandainya zakat ini benar-benar tumbuh dan dilaksanakan dengan sebenarnya, tentu akan banyak sekali,” tambahnya.
“Karena itu pekerjaan yang mulia ini, pekerjaan yang penuh dengan barokah ini harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan ini menjadi embrio dalam gerakan zakat sekaligus gerakan Universitas Muhammadiyah di Indonesia. Mudah-mudahan kawan-kawan semua bisa mengikuti dengan sebaik-baiknya dan bisa memberikan satu sharing pengalaman-pengalaman di tempatnya sehingga kegiatan kantor layanan Lazismu di masing-masing perguruan Muhammadiyah ini akan semakin memberikan warna dalam gerakan filantropi Lazismu di Indonesia ini,” lanjutnya.
Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi juga menyambut baik program Lazismu goes to campus. “Ini menjadi bagian dari ikhtiar kita untuk memberikan penguatan dari sisi keuangan lembaga,” ungkapnya. Ia menyampaikan, peran Lazismu yang ada di Umsida telah menunjukkan perkembangan yang baik dan telah membantu menyokong keuangan lembaga di Umsida. “Ada sekian ribu mahasiswa yang kami beri beasiswa dan itu sumbernya dari Lazismu Umsida,” imbunya.
Sementara Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA menyampaikan bahwa kegiatan zakat ini menjadi salah satu urusan negara.”Tentu kita memandang bahwa Muhammadiyah ini juga memiliki kekuasan yang secara substansial sama dengan negara yaitu terkait dengan soal zakat ini,”ujarnya. Maka kegiatan ini sebagai upaya untuk memadukan sinergi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan Lazismu.
Lebih lanjut, Dr M Saad Ibrahim MA menyebut kegiatan ini tidak cukup hanya dilakukan di PTMA, akan tetapi juga membidik amal usaha lain, khususnya rumah sakit. “Kalau di surat At-Taubah itu menyebut ayat 60 itu lebih menyebut untuk beberapa itu bersifat personal, walaupun ada konteks kelembagaan seperti amil, sabilillah dan sebagainya, itu lebih bersifat kelembagaan. Tapi barangkali untuk konteks kita ini prioritas utamanya adalah untuk kelembagaan,” ungkapnya.
Hasil pendanaan dari zakat, infaq, shadaqah ini akan diberikan kepada lembaga berbasis kampus yang masih merintis. “Maka yang ini artinya kita membangun ekosektoral kita dalam konteks perguruan tinggi dan itu kemudian kita melaksanakan tuntutan dari Allah,” sambungnya. Ia kemudian mendorong agar Lazismu melebarkan sayap dalam menggerakkan kegiatan zakat ini di rumah sakit dan sekolah.
Konsep Lazismu goes to campus dan sinergi antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dengan Lazismu ini dihadiri oleh Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA, Ketua BP Lazismu Pusat Dr Mahli Zainuddin, Dr Nuryadi Widjiharjono SE MSi, Dr KH Hamim Ilyas Dewan Syariah, Prof Hilman Latief MA PhD, serta seluruh perwakilan peserta dari PTMA se-Indonesia.
(Shinta Amalia Ferdaus)
*Humas Umsida