Umsida.ac.id – Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi memberikan penguatan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar (PPI AMF) pada Senin, (16/12/2024).
Lihat juga: Pesan Rektor Umsida di Pelantikan Kepala Sekolah dan Perubahan Nomenklatur SMAM 2 Sumberpucung
Paparan tentang penguatan tersebut dikemas dalam kegiatan Rapat Kerja (Raker) yang diikuti oleh semua pimpinan, ustad/ustadzah dan musyrif/musyrifah serta tim pengembang dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim).
“Jika Anda Ingin PPI AMF ini berkembang dan meningkat, maka anda harus sangat serius dalam mengelola PPI AMF ini,” tutur Wakil Ketua PWM Jatim itu saat mengawali paparannya.
Hidayatulloh lantas mengutip Al Quran surat Al Baqoroh ayat 148 yang artinya, “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan,”.
Untuk memenangkan perlombaan, Hidayatulloh menekankan empat hal, yaitu melakukan kebaikan, melakukan kebaikan itu terus-menerus, melakukan kebaikan itu yang terbaik, dan menjadi bagian pertama yang melakukan kebaikan dan yang terbaik itu secara terus-menerus.
Kutip Wasiat KH Ahmad Dahlan
Bapak tiga anak itu juga mengutip wasiat KH Ahmad Dahlan yang disampaikan menjelang akhir hayatnya 17 Rajab 1340 bertepatan dengan 23 Februari 1923, di rumah kediamannya di Kauman Yogyakarta.
“Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua, sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian,” ucapnya mengikuti wasiat Kyai Dahlan.
“Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya,” lanjutnya.
Dari wasiat itu, Hidayatulloh kemudian menyampaikan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) tentang Mengelola Amal Usaha, no.6 yang berbunyi: Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) harus selalu berusaha meningkatkan dan mengembangkan AUM dengan sepenuh hati, sehingga mempunyai keunggulan dan berdaya saing tinggi.
Sesuai nama PPI AMF yang diambil dari nama tokoh besar Muhammadiyah yaitu Abdul Malik Fadjar, Hidayatulloh mengutip buku berjudul Darah Guru Darah Muhammadiyah, Perjalanan Hidup Abdul Malik Fadjar.
Kutipan itu berbunyi: “Dalam hidup ini anda boleh tidak punya apa-apa, tetapi anda harus punya mimpi/cita-cita/keinginan tentang masa depan. Dengan cita-cita itu kita punya semangat/ghirah, kita punya energi yang menggerakkan diri kita untuk melakukan sesuatu,”.
Kutipan itu, menurutnya, menegaskan visi atau cita-cita yang akan menjadi arah dalam pengembangan pendidikan.
PP Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) telah menetapkan arah pengembangan pendidikan melalui visi “Terwujudnya tranformasi DIKDASMEN PNF berbasis Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai karakter utama, holistik, dan integratif, serta menghasilkan lulusan yang berkemajuan dengan etos pembelajar sepanjang hayat untuk memacu prestasi belajar, sehingga memiliki daya saing, dan mampu menjawab kebutuhan zaman dengan tata kelola pendidikan yang unggul, inklusif, dan berdaya saing”.
Visi dan Milestone PPI AMF
Dari situ, sambungnya, terdapat visi PPI AMF yaitu menjadi pondok pesantren berkemajuan untuk menyiapkan calon pemimpin berwawasan global.
“Untuk memudahkan semua pihak memahami visi itu, perlu dirumuskan indikator pencapaiannya,” terang Hidayatulloh.
Ia melanjutkan, “PPI AMF bisa merumuskan indikator, misalnya Pesantren Berkemajuan, atau Calon Pemimpin Berwawasan Global, seperti apa?”
Menurutnya, visi dan indikator-indikator itu, perlu ditetapkan milestones atau tonggak tonggak capaian, seperti di Umsida. Tahun 2018-2022 Umsida mencapai milestone pertama yaitu good university governance.
Tahun 2022-2026, sambungnya, tepatnya sekarang ini, Umsida berada pada milestone kedua yaitu National Recognition, salah satu pencapaiannya adalah terakreditasi unggul dan seterusnya hingga 2038 mencapai ASEAN recognition.
Untuk mencapai tonggak capaian di PPI AMF, Hidayatulloh juga mengusulkan penyempurnaan rumusan misi, tujuan sasaran serta strategi pencapaian sasaran.
Sebelum mengakhiri tausiyahnya, Hidayatulloh memberikan motivasi untuk tetap bersemangat dalam mengembangkan PPI AMF yang didasarkan pada surat Al Ankabut ayat 6 dan 69.
Ayat 6 berbunyi yang artinya: “Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
“Kita itu di dalam mengelola lembaga pendidikan harus serius, tidak boleh setengah-setengah,” tegasnya yang ditanggapi serius oleh audiens.
Menurutnya, jika serius dalam mengelola lembaga pendidikan ini, semua pihak akan mendapatkan kemudahan dan pertolongan Allah.
Kemudian, Hidayatulloh juga menunjukkan ayat 69 yang artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
“Ketika kita bersungguh-sungguh mengelola, tugas kita membuat lembaga itu bisa meningkat, bisa berkembang dan menjadi besar, maka pada akhirnya kebesaran lembaga pendidikan ini juga akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kita,” tegasnya merujuk pada ayat 69.
Lihat juga: Student Mobility, Program Kerja Sama FAI Umsida dengan UniSZA
“Dan ini janjinya Allah bahwa kesungguhan itu akan kembali pada diri kita,” pungkasnya.
Penulis: Dian Rahma Santoso