kebijakan food estate 1 (pexels) 1

Walau Tuai Kritikan, Food Estate Tetap Berjalan, Ini Kata Pakar Umsida

Umsida.ac.id – Pemerintah sepakat untuk tetap melanjutkan program food estate atau lumbung pangan yang telah dijalankan sejak 2020 di era pemerintahan Joko Widodo.

Lihat juga: Program Petani Milenial, Se-Darurat Itu Kah Kondisi Pertanian Indonesia?

Sebelumnya, program tersebut juga pernah dilaksanakan di era kepemimpinan Presiden Soeharto dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Walau sudah berjalan sejak lama program ini menuai banyak pihak lantaran dianggap merusak lingkungan karena penggundulan hutan dan pemangkasan lahan.

Food estate dirancang untuk menjadi lumbung pangan nasional yang dapat menjamin ketersediaan pangan sepanjang tahun walaupun dalam kondisi krisis global. 

Dengan produksi yang lebih stabil dan terkendali, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Keberhasilan Food Estate Bergantung pada Banyak Faktor

Dosen program studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Tekpang Umsida), Dr Poppy Diana Sari STP MP turut menanggapi kebijakan tersebut.

Menurutnya, food estate merupakan program untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan dengan memastikan ketersediaan pangan secara berkelanjutan. 

Dengan memanfaatkan SDA melalui upaya manusia dengan memanfaatkan modal, teknologi, dan sumber daya lainnya, untuk menghasilkan produk pangan guna memenuhi kebutuhan manusia secara terintegrasi mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan. 

“Program ini dapat menjadi upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia,” ujar dosen yang biasa disapa Dr Dian itu.

Namun, tambahnya, keberhasilannya bergantung pada beberapa faktor. Misalnya pengembangan infrastruktur, penggunaan teknologi modern, pemanfaatan lahan potensial, keterlibatan tokoh-tokoh penting di sekitar, kerjasama dengan pihak swasta, dan perhatian pemerintah terhadap sumber daya manusianya. 

Langkah Diversifikasi Produk Pangan Hasil Food Estate
kebijakan food estate (Pexels)
Ilustrasi: Pexels

Dr Dian menjelaskan bahwa ada beberapa strategi untuk meningkatkan diversifikasi produk pangan dari hasil food estate, antara lain:

  • Sosialisasi yang menyeluruh agar dapat membantu petani memahami manfaat diversifikasi tanaman dan menerapkannya dengan tepat
  • Adanya dukungan pemerintah berupa finansial dan teknis kepada petani untuk merangsang mereka mengadopsi pola tanam yang lebih beragam
  • Penerapan teknologi modern seperti sistem irigasi canggih, mekanisasi pertanian, dan bioteknologi pun dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas hasil panen.
  • Terdapat pendekatan yang mengintegrasikan aspek hulu hingga hilir, mulai dari penyediaan input produksi, proses budidaya, hingga pengolahan dan pemasaran hasil
  • Upaya konservasi tanah dan air pada sektor pertanian, serta pengelolaan limbah pertanian secara terpadu, merupakan bagian integral dari pengembangan food estate
  • Ketersediaan air yang cukup dan tepat sasaran. Hal ini sangat penting untuk menjamin produktivitas pangan.
Lihat Juga :  KKNP 35 Umsida Gelar Sosialisasi Biopori dan Mitigasi Bencana Menggunakan Kahoot
Teknologi Pangan dan Keberlanjutan Food Estate
kebijakan food estate 1 (Unsplash) 4
Ilustrasi: Unsplash

Lebih lanjut, ia menjelaskan, “Teknologi pangan berperan penting dalam program ini untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan program, dimulai dari proses pemanenan hingga produk siap konsumsi,”.

Menurutnya, teknologi pangan dapat membantu dalam hal meningkatkan efisiensi produksi pangan, mengurangi limbah, menciptakan alternatif pangan yang berkelanjutan, menekan kehilangan bahan pangan, meningkatkan keanekaragaman pangan, dan meningkatkan keamanan pangan serta meningkatkan nilai gizi pangan.

Selain itu, kata Dr Dian, pemerintah juga harus memperhatikan dampak lingkungan seperti konversi hutan menjadi lahan pertanian yang dapat mengganggu ekosistem gambut.

Masalah sosial seperti konflik kepentingan serta migrasi pendatang yang dapat menghilangkan eksistensi masyarakat setempat.

Pada program food estate, tidak cukup hanya melibatkan teknologi pangan modern saja didalamnya.

Namun ada aspek-aspek lain yang harus dilibatkan seperti diversifikasi tanaman, pendekatan teknis, bidang sosial, dukungan ekonomi atau finansial, hukum dan beberapa bidang lainnya.

Solusi Pemangkasan Lahan
kebijakan food estate (Unsplash)
Ilustrasi: Unsplash

Menanggapi dampak negatif food estate yang banyak memangkas lahan, Dr Dian menyarankan adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam proses pengembangan daerah guna membantu mengatasi masalah yang muncul. 

Selain itu, pemerintah juga merencanakan secara matang pembukaan lahan untuk food estate agar tidak menimbulkan masalah. 

“Mereka perlu mempertimbangkan potensi pangan lokal yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat sehingga masyarakat bersedia mengikuti program food estate,” ujarnya.

Ia juga menyarankan beberapa cara untuk mengolah limbah agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Misalnya dengan konservasi tanah dan air, pengelolaan limbah pertanian secara terpadu yaitu penggunaan fly ash bottom ash (FABA) sebagai amelioran tanah gambut.

Lihat juga: Siap Jadi Petani Milenial, Pakar Umsida Beri 13 Teknologi yang Bisa Diterapkan

Bisa juga dengan penerapan teknologi modern baik pada sistem irigasi maupun mekanisasi pertanian, dan penerapan bioteknologi serta pendekatan yang mengintegrasikan aspek hulu hingga hilir.

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

mahasiswa tolak RUU TNI
Mahasiswa Umsida Bersama Cipayung Plus Sidoarjo Tolak RUU TNI dan Angkat Isu Lokal
March 26, 2025By
Abdi Ramadan BEM Umsida 1
Gelar Abdi Ramadan di 2 Titik, BEM Umsida Bangun Kepedulian Sosial
March 22, 2025By
Mahasiswa Umsida tanggapi RUU TNI 1
RUU TNI Tuai Kontroversi, BEM dan Korkom IMM Umsida Gelar Konsolidasi dan Diskusi
March 21, 2025By
Umsida dukung internasionalisasi sekolah
Dukung Internasionalisasi Sekolah, Umsida Tandatangani MoU dengan PDM Sidoarjo
March 20, 2025By
Umsida Bersama Mahasiswa Lintas Universitas Gelar Bakti Sosial Ramadan di Desa Kali Alo
Umsida Bersama Mahasiswa Lintas Universitas Gelar Bakti Sosial Ramadan di Desa Kali Alo
March 19, 2025By
prodi kedokteran Umsida 5
3 Tahun Perjalanan Umsida dalam Mewujudkan Prodi Kedokteran
March 15, 2025By
kajian Ramadan Umsida 1
Gelar Kajian Ramadan, Cara Penyegaran Umsida di Bulan yang Suci
March 14, 2025By
Umsida tambah capaian perguruan tinggi
Tambah Capaian Perguruan Tinggi, Umsida Resmikan 2 Program Magister Baru
March 13, 2025By

Riset & Inovasi

Jatam Bromo Tengger Semeru 3
Gandeng Jatam Bromo Tengger Semeru, Dosen Umsida Buat Program Pertanian dan Anti Stunting
March 23, 2025By
Inovasi Celengan Digital Umsida, Menabung Jadi Lebih Seru
Inovasi Celengan Digital Umsida, Menabung Jadi Lebih Seru
March 21, 2025By
UMKM Dhe Irma Makin Cerdas Finansial Berkat Pendampingan Umsida
UMKM Dhe Irma Makin Cerdas Finansial Berkat Pendampingan Umsida
January 31, 2025By
abdimas literasi keuangan Islam
Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
January 15, 2025By
Demi Ketahanan Pangan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
January 5, 2025By

Prestasi

juara 3 Pilmapres 2025 2
Jadi Juara 3 Pilmapres PTMA, Mahasiswa Umsida Siap Lanjut ke Tingkat LLDIKTI
March 27, 2025By
Al-Qur’an Menuntunku, Anang Ma’rup Menang MHQ Asia Tenggara dan Raih Tiket ke Baitullah
Al-Qur’an Menuntunku, Anang Ma’rup Menang MHQ Asia Tenggara dan Raih Tiket ke Baitullah
March 25, 2025By
Umsida Bersinar! Cinthya Lorenza Juara 2 Taekwondo Bela Negara Cup
Umsida Bersinar! Cinthya Putri Lorenza Juara 2 Taekwondo Bela Negara Cup
March 20, 2025By
ASEAN Competition di Sabet Mahasiswa Umsida
Prestasi Gemilang! Aprilia Ayu Harumkan Umsida ke Panggung Internasional AEF 2025
March 10, 2025By
Scholarship Mastery! Alumni Umsida Sukses Gaet Dua Beasiswa dan Lanjut S3
Scholarship Mastery! Alumni Umsida Sukses Gaet Dua Beasiswa dan Lanjut S3
March 6, 2025By