Umsida.ac.id- Didukung oleh banyaknya peternak lele di Desa Watesnegoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto membuat mahasiswa Tim KKN-P (Kuliah Kerja Nyata-Pencerahan) 69 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berinisiatif membuat olahan nugget lele. Ide ini langsung dikenalkan lewat pelatihan pembuatan nugget lele di Balai Dusun Glatik, Desa Watesnegoro, Kamis (25/3).
Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh ketua kelompok ibu PKK, Enik Julaenik beserta anggotanya, Ibu Carik Desa Watesnegoro, ibu-ibu kelompok arisan dan karang taruna setempat. Tidak lupa, Tim KKN-P 69 juga mengundang peternak lele yang nantinya akan menjadi suplier bahan baku utama pembuatan nugget lele.
Tim KKN-P 69 melihat cukup banyak peternak lele di Desa Watesnegoro sebagai potensi untuk dijadikan berbagai produk yang mempunyai nilai jual yang tinggi. Seperti nungget lele, nungget lele merupakan produk dari olahan jenis makanan awetan dari daging yang termasuk ke dalam makanan ringan dan lauk siap saji.
Pengolahan nugget lele sebagai alternatif sekaligus solusi untuk mengatasi nafsu makan yang rendah terhadap makanan yang berprotein seperti ikan khususnya lele, terlebih di era pandemi ini yang menuntut kita untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi sebagai penambah imunitas.
Tidak hanya itu, kreatifitas masyarakat dalam mengolah olahan makanan dari ikan lele merupakan sebuah ilmu pengetahuan baru yang dapat dikembangkan seterusnya dalam lingkup rumah tangga. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan perkapita masyaraka desa.
Dalam kegiatan pelatihan, para undangan tampak sangat antusias dalam megikuti pelatihan, bahkan ada yang sengaja merekam untuk dipraktikkan secara langsung di rumah. Tim KKN-P 69 juga membawa nungget siap makan yang sudah dibuat beberapa hari lalu untuk dijadikan testimoni.
Berbagai respon baik diterima oleh Tim KKN-P 69 Umsida. “Terimakasih banyak kepada adik-adik yang telah menemukan inovai baru untuk kami ibu-ibu yang memang selama ini kesusahan untuk memenuhi kebutuhan makanan sehat dan bergizi untuk buah hati,” ucap Ibu Carik Desa Watesnegoro.
“Rasanya enak, tidak terasa seperti lele, dan juga tidak anyir,” tutur salah satu undangan.
“Masih muda tapi sudah berfikir untuk berwirausaha, apresiasi yang tinggi untuk adik-adik kkn umsida,” imbuh Ibu Ketua PKK sekaligus Ibu Lurah Desa Watesnegoro.
Setelah kegiatan pelatihan usai, kegiatan ditutup dengan do’a. “Tidak banyak harapan dari kami, namun sebagai pemuda semoga hal ini menemui manfaat dan segera dikembangkan dan menjadi usaha yang berkelanjutan untuk menunjang ekonomi warga Desa Watesnegoro,” ujar Tim KKN-P 69.
Ditulis : Maulidina Sari dan Alfianita
Edit : Angelia Firdaus