Umsida.ac.id – Dalam rangka pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan perlu adanya potensi peluang pasar global yang bisa diterapkan. Hal ini dijelaskan Toto Sucartono SE MBA, dalam acara Seminar Nasional Saintek (SENASAINS) III yang diselenggarakan Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Rabu (27/10).
Direktur Operasional PT Sentralsari Prima Sentosa CLEO itu menjelaskan pemanfaatan teknologi baru yang efisien. “Untuk memanfaatkan potensi yang harus diperhatikan adalah mampu meningkatkan produktivitas, serta memiliki daya saing, mendorong sektor manufaktur di tanah air, dan dapat memanfaatkan teknologi industri 5.0, seperti sektor industri prioritas,” ujarnya.
Adapun 7 sektor industri prioritas yang bisa diterapkan dalam Artificial Intelligent. “Sektor industri inilah yang sangat cocok untuk diterapkan teknologi kecerdasan buatan, yaitu sektor otomotif, elektronik, makanan dan minuman, tekstil, pakaian, kimia, farmasi, alat kesehatan,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengatakan beberapa potensi besar yang bisa dilakukan demi menunjang pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan. “Dari segi peluang pasar global harus dioptimalkan seperti potensi sumber daya alam, indonesia sebagai negara kelautan, sumber daya manusia yang tinggi menempati peringkat 4 besar penduduk dunia, hal itu menjadi modal dasar dalam pengembangan kecerdasan buatan di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terdapat produk unggulan Indonesia yakni rumput laut, udang, Garam, tuna, dan cakalang. “Jika produk-produk tersebut dikembangkan lagi mungkin dari segi kecerdasan buatan dalam pengolahannya, sangat mungkin bagi Indonesia menjadi negara maju,” ungkap Toto Sucartono.
Tidak hanya itu, penghasil garam merupakan potensi yang paling besar dalam pengembangan kecerdasan buatan. “Karena di Indonesia memiliki wilayah lautan yang luas, membuat penghasil produksi garam juga sangat luas, kemudian jika kita kaitkan dengan pengembangan teknologi kecerdasan buatan, maka Indonesia akan menghasilkan garam yang sangat banyak, bisa juga untuk memenuhi ekspor maupun impor,” ujarnya.
Yang terakhir, ia berharap mahasiswa bisa membuat ide kreatif dalam pengembangan kecerdasan buatan. “Generasi muda, khususnya mahasiswa Umsida harus mampu bersaing dan menjadi sumber daya manusia yang unggul untuk kemajuan teknologi kecerdasan buatan di Indonesia,” pungkasnya.
Ditulis : Muhammad Asrul Maulana