Umsida.ac.id – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Syafiq A Mughni MA PhD menyampaikan orasi ilmiah pada pagelaran wisuda ke-45 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sesi 1 pada Sabtu pagi, (26/7/2025).
Lihat juga: Umsida Sosialisasikan KHGT, Satukan Umat Islam dalam Satu Sistem Waktu
Dalam orasinya, ia menyampaikan rasa syukur atas kemajuan Umsida yang juga kunci kemajuan umat Islam.
Ia menilai capaian tersebut sebagai hasil kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas dari seluruh pihak yang terlibat.
“Karena itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas prestasi yang diraih Umsida, yang diraih oleh para wisudawan pada hari ini,” ucap Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI 2020-2025 itu.
Ia juga mengingatkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagamaan yang berdedikasi dalam pengembangan sumber daya insani sebagai modal yang sangat penting bagi kemajuan umat Islam, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurutnya, kemajuan masyarakat tidak bisa terwujud tanpa pendidikan dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu pendorong utama amal usaha dan kiprah Muhammadiyah adalah semangat ijtihad dan tajdid yang menjadi ciri gerak berkemajuan menghadapi masa depan.
Umat Islam Perlu Satu Kalender dan Satu Peradaban
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umsida itu menyampaikan bahwa semangat ijtihad Muhammadiyah ditunjukkan dalam peluncuran Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) pada awal Muharram.
Ia menilai peluncuran ini sebagai langkah penting dalam menyatukan umat Islam secara global.
“Tanggal yang digunakan oleh seluruh umat Islam sekarang ini tidak otomatis sama. Kalau kita menentukan Idul Fitri, awal Ramadan, Idul Adha, puasa Arafah, dan lain sebagainya, kita selalu berdebat kapan kita harus melaksanakannya,” jelas profesor kelahiran 15 Juni 1954 tersebut..
Inovasi tersebut merupakan keinginan dan tekad Muhammadiyah sebagai partisipasi di dalam membangun tata kehidupan yang damai dan berkeadilan dalam rangka membangun ukhuwah islamiyah di antara seluruh umat Islam.
Ia menegaskan bahwa sebagai umat yang satu, seharusnya memiliki kalender yang satu sebagai acuan internasional.
Dengan begitu, umat Islam akan mampu membangun peradaban yang satu pula, yakni peradaban Islam yang inklusif dan didedikasikan untuk kemajuan masyarakat internasional tanpa memandang agama dan kebangsaan.
Muhammadiyah, lanjutnya, terus berijtihad dan tidak berhenti berpikir dalam memahami ajaran Islam, sebagaimana tuntunan Rasulullah SAW tentang keutamaan ijtihad.
Ia mengutip sabda Nabi bahwa orang yang berijtihad dan benar mendapatkan dua pahala, dan yang salah pun tetap mendapatkan satu pahala.
Kalender Global sebagai Amal Jariyah dan Tonggak Ukhuwah
Momentum peluncuran KHGT pada 1 Muharram dianggapnya sebagai tonggak menuju kemajuan dan perwujudan ukhuwah Islamiyah.
Menurutnya, menyatukan umat Islam dalam satu kalender tidak berarti mematikan pemikiran cerdas atau perbedaan pandangan.
Namun, dalam hal-hal prinsip yang menyatukan umat, seharusnya bisa diwujudkan bersama.
“Kalender yang telah dirumuskan dan dibangun secara bersama-sama oleh Muhammadiyah akan menjadi kenyataan. Insya Allah pada suatu saat, mungkin tidak dalam waktu dekat, tapi akan memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun,” tuturnya.
Ia mencontohkan perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam meluruskan kiblat yang pada awalnya ditentang dan banyak yang belum bisa menerima pikiran dan sikap itu namun kini menjadi kesadaran bersama.
Begitu juga dengan KHGT yang menurutnya bisa dihitung hingga 25, 50, bahkan 100 tahun ke depan, namun Muhammadiyah menyusunnya secara tawadhu untuk 25 tahun.
Ia menambahkan bahwa kehadiran Muhammadiyah dalam konferensi internasional, termasuk yang diinisiasi oleh Organization of Islamic Cooperation (OIC), menunjukkan tanggung jawab Muhammadiyah dalam menyuarakan dan memulai penggunaan kalender tersebut.
Ia menyebut bahwa reaksi para ilmuwan internasional terhadap langkah Muhammadiyah sangat luar biasa, termasuk dari Turki, Mesir, Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.
“Mari kita wujudkan satu umat, satu kalender, dan satu peradaban yang kita hadirkan di masa depan. InsyaAllah Muhammadiyah terus melangkah, melakukan ijtihad dan tajdid yang semuanya dijadikan oleh kepentingan umat Islam, bangsa Indonesia, dan kemanusiaan internasional,” katanya.
Ia pun menutup orasi ilmiahnya dengan ucapan selamat kepada para wisudawan dan wali wisudawan.
Lihat juga: Prof Syafiq: Modernisasi Jadi Ciri dari Cara Berpikir Muhammadiyah
“Mudah-mudahan ini menjadi tonggak baru bagi kehidupan saudara-saudara di masa-masa yang akan datang,” pesan tokoh Muhamamdiyah yang mengenyam pendidikan Doktor di Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat itu.
Penulis: Romadhona S.