Umsida.ac.id – “Saya bersyukur dengan prestasi saya, ini sebagai motivasi diri untuk lebih giat lagi dalam belajar,” tutur Fariz Sayyidan, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kepada umsida.ac.id, Selasa (06/7).
Ia merupakan peraih juara 2 dalam kompetisi vlog mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) PBA Umsida pada 27 Juni – 4 Juli 2021. Mahasiswa yang fasih dalam berbicara Bahasa Arab ini kembali ukir prestasi setelah sebelumnya ia juga memenangkan perlombaan yang sejenis sebagai juara 1 di tingkat nasional.
Fariz mengatakan bahwa proses pembuatan video kali ini dilakukan selama tiga hari di dua tempat yang berbeda, yakni Pondok Pesatren An-Nur Tanggulangin dan Tugu Pahlawan. Semua proses pembuatan video, dari mulai konsep, isi materi, hingga editing hanya dilakukannya sendirian. “Pengambilan video menggunakan camera dan filenya kemudian dipindahkan ke Android untuk proses composi dan editing,” ungkap Fariz.
Fariz yang juga dikenal sebagai pembimbing asrama di Pondok Pesantren An-Nur itu mengatakan, keikutsertaannya dalam lomba tersebut ingin menyampaikan informasi kepada masyarakat bahwa Bahasa Arab memiliki hubungan erat dengan kesejahteraan masyarakat. “Melalui video itu, saya ingin menyampaikan hubungan antara Bahasa Arab dengan seorang pemimpin muslim dan pengaruh Bahasa Arab kepada umat,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa semua ide itu berawal dari keresahannya melihat bagaimana perkembangan zaman justru semakin menjauhkan umat dari Al-Quran dan Sunnah. Maka cara untuk mendekatkan kembali dengan hal itu, lanjut Fariz, ialah dengan memahami maknanya. “Dan kedua hal itu tidak dapat dipahami secara utuh kecuali dengan memahami Bahasa Arab,” jelasnya.
Mahasiswa semester 2 itu juga menambahkan bahwa muslim harus bersyariat. Syariat sendiri harus berdasarkan kehendak Allah, sebagaimana dalam Al-Quran dan Hadist nabi. “Dari sini telah jelas hubungan seorang muslim dengan Bhasa Arab sangatlah besar,” jelasnya.
Di balik niat baiknya menyampaikan informasi itu, Fariz mengaku sempat mengalami kendala dalam proses pembuatan video, seperti sulit mencari waktu izin keluar pondok karena pandemi, tidak adanya mic eksternal sehingga audio yang dihasilkan kurang maksimal, serta memori Hp yang tidak cukup ruang. Meskipun begitu, video yang dibuat tetap berhasil membawanya menjadi juara.
Terakhir, Fariz berpesan agar kedepannya teman-teman termotivasi untuk belajar Bahasa Arab dan menganggap bahwa Bahasa Arab adalah Bahasa yang indah dan mudah. “Bahasa pada dasarnya adalah komunikasi. Semakin sering dipraktekkan maka akan semakin mudah menggunakannya,” tandas mahasiswa yang sudah menyenangi Bahasa Arab sejak 2014 itu.
Penulis : Shinta Amalia Ferdaus
edit : Anis Yusandita