antisemitisme

Boleh Menganut Paham Antisemitisme, Asal Jangan Bahas Israel!

Umsida.ac.id – Kata atau label yang banyak digunakan kepada mereka yang beroposisi dengan Yahudi dan atau Israel adalah “antisemitisme”.

Istimewanya, istilah ini mendapat tempat khusus dalam perundangan-undangan di negara-negara seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Australia, dan Israel. Implikasi bagi mereka yang melakukan tindak antisemitisme ini adalah penangkapan, penahanan, bahkan pemenjaraan. 

Baca juga: PP Muhammadiyah Soroti Konflik Israel – Palestina yang Kembali Memanas, Keluarkan 7 Poin Pernyataan

Walaupun hanya pendapat atau ujaran, yang ironisnya di negara dengan ideologi free speech atau kebolehan berbicara apa saja selama tidak menyentuh fisik, orang tersebut masuk dalam ujaran kebencian, hate speech, dan di kriminal khan.

Antisemitisme boleh, asal… 

antisemitisme

Di negara-negara yang mengadopsi hukum antisemitisme, orang boleh berbicara apa saja, bahkan mendiskreditkan apa saja. Seperti ideologi, agama, pribadi, pemerintahan, bahkan pemimpin negara atau presiden, selama dalam konteks speech; dan catatan pentingnya: asal tidak menyinggung Yahudi dan Israel.

Ya, di Negeri Land Hope, Amerika Serikat, sang pelopor ‘bebas bicara’ ketika orang berbicara tentang Yahudi dan Israel, mereka berpotensi besar untuk ditahan oleh polisi. Antisemitisme menjadi semacam ‘mitos agung’. Yahudi dan Israel menjadi sesuatu yang sakral yang harus dijaga ‘kesuciannya’.

Istilah antisemitisme ini eksklusif untuk melindungi bangsa Yahudi, disematkan kepada mereka yang mendebat holocaust maupun mendiskreditkan zionisme Israel. 

Tragedi Holocaust dan Pencaplokan Palestina

antisemitisme

Secara kontekstual, memang lahirnya undang-undang antisemitisme itu dimulai pasca Tragedi Holocaust dan Perang Dunia II (PD II). Negara Adidaya mempertimbangkan perlindungan hukum yang lebih kuat terhadap bangsa Yahudi. Ini termasuk pengembangan undang-undang anti-diskriminasi dan anti-kebencian terhadap Yahudi.

Memang benar terdapat pembunuhan massal terhadap kaum Yahudi pada masa Perang Dunia II oleh Nazi, yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Holocaust. Namun sepertinya perlindungan tersebut kemudian masuk ke level berlebihan, hingga menjadi tabu untuk membicarakannya.

Tidak sekadar memberi perlindungan, negara pemenang perang PD II lantas membuatkan sebuah ‘Rumah Yahudi’ yakni Negara Israel. Dipilihlah kemudian tanah Palestina sebagai ‘Rumah Yahudi’. Pada awalnya pentolan Zionis mendukung pendirian Yahudi di benua Amerika hingga Afrika. Beberapa yang sempat masuk daftar antara lain Argentina hingga Uganda (The Palestinian Cause and Argentina’s Equidistant’ Policy oleh Ahmad Alzoubi).

Ironisnya, hadiah istimewa itu bagi kaum Yahudi itu diberikan dengan mengambil paksa dan merampok tanah warga asli Palestina. Mereka dipaksa keluar dari Palestina, bahkan dibantai demi pendirian Negara Israel.  

Terjadinya nakba

Pendirian Negara Israel dilakukan secara sepihak oleh negara-negara pemenang Perang Dunia yang memunculkan ‘Nakba’ yang secara harfiah dalam bahasa Arab berarti bencana atau bencana besar pada tahun 1948, tahun kelahiran Israel, di Palestina. 

Nakba ini dikenal sebagai Perang Arab-Israel, atau Perang Kemerdekaan Israel oleh Israel. Nakba merujuk pada pengusiran dan pengungsi orang Palestina dari tanah air mereka selama konflik tersebut.

Baca juga: Aksi FPIP Umsida Adakan Penggalangan Dana untuk Palestina

Lebih jauh, semua hal tentang Israel kemudian mendapat perlindungan, terutama dalam konteks pendiskreditan Israel menjadi antisemitisme. 

Memang betul dalam sejarah Perang Dunia II telah terjadi aksi “genosida” terhadap kaum Yahudi oleh Nazi Hitler, dan itu menimbulkan rasa iba. Tetapi rasa iba itu diwujudkan/diganti dengan pembantaian warga Palestina tanpa rasa iba sedikit pun, sedikit demi sedikit selama lebih dari 75 tahun. Dan kini cenderung mengarah pada genosida Palestina dengan tujuan merebut seluruhnya tanah Palestina. 

Pembelaan atas tindakan genosida terhadap kaum Yahudi itu ditukar dengan tindakan genosida terhadap Palestina. Apa bedanya genosida yang terjadi terhadap kaum Yahudi yang kemudian disakralkan dengan holocaust, dengan genosida yang dilakukan terhadap kaum Palestina oleh Israel?

Israel Tak Tersentuh

Siapa yang bisa membela bangsa Palestina? Ini masih menjadi tanda tanya besar.

Tidak ada yang mampu menyentuh Israel, meski Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant menghina para pejuang Palestina dengan menyebut mereka binatang. Ia pun merasa perlu menindak pejuang Palestina layaknya melawan binatang. Yoav Galant mengumumkan pengepungan total terhadap Jalur Gaza, wilayah seluas sekitar 365 km persegi, dan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, yang berada di bawah blokade pimpinan Israel sejak 2007. 

“Saya telah memerintahkan pengepungan total di Jalur Gaza. Tidak akan ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar, semuanya ditutup,” kata Gallant. “Kami memerangi manusia binatang dan kami bertindak sesuai dengan hal tersebut,” ujarnya, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Konflik Berkepanjangan, Bisakah Islam Jadi Media Perdamaian Israel-Palestina?

Tidak hanya Menhan Israel, para pejabat dan politisi Israel pun menyebut hal senada.  Pejabat Israel menyerukan agar warga Palestina yang ditangkap ‘dikubur hidup-hidup’ karena mereka bukan manusia dan bukan hewan. Pernyataan rasial yang bernada genosida ini disampaikan Wakil Wali Kota Yerusalem Aryeh Yitzhak King dalam sebuah posting di X pada Jumat (8/12/2023). 

Penulis: Kumara Adji

Sumber: PWMU.CO

Berita Terkini

Pusat Studi SDGs Umsida
Realisasikan 17 Tujuan SDGs, Pusat Studi SDGs Umsida Gandeng Bappeda Jatim
January 17, 2025By
STIKI Malang kunjungi Umsida
Kunjungan STIKI Malang ke Umsida, Tingkatkan Mutu Akademik dan Akreditasi
January 16, 2025By
dosen Umsida dan atlet sepatu roda 3
Dukung Semangat dan Performa Atlet Sepatu Roda, Dosen Umsida Gelar Skrining dan Sharing Session
January 11, 2025By
kerja sama UBS PPNI Mojokerto dan Umsida 1
Kerja Sama Akademik Umsida dan UBS Mojokerto Tingkatkan Mutu Kebidanan
January 9, 2025By
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
December 26, 2024By
KKN-P 2025 Umsida
975 Mahasiswa KKN-P Umsida Siapkan Diri untuk Mengabdi
December 24, 2024By
Si Lokananta 2024, peringatan hari ibu
Momen Haru Ratusan Anak Peringati Hari Ibu dalam Event Si Lokananta
December 23, 2024By
Comm Night Run
Perdana Digelar, Comm Night Run Diikuti Lebih dari 300 Peserta dari Berbagai Daerah
December 23, 2024By

Riset & Inovasi

abdimas literasi keuangan Islam
Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
January 15, 2025By
Demi Ketahanan Pangan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
January 5, 2025By
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
January 4, 2025By
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By
ekonomi sirkular
Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal
September 14, 2024By

Prestasi

Prof Sriyono, Guru Besar Manajemen Umsida 2
Dari Kimia Hingga Jadi Guru Besar Manajemen di Umsida, Ini Kisah Prof Sriyono
January 20, 2025By
Prof Sri, guru besar manajemen 3
Perjuangan Prof Sriyono Menuju Guru Besar di Bidang Manajemen Umsida
January 14, 2025By
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
January 13, 2025By
pojok statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Jadi Layanan Kinerja Tinggi 2024 dengan Skor 2,83 dari 3
January 9, 2025By
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
January 3, 2025By