[:id]UMSIDA.AC.ID – Wisudawan berprestasi program study Ahwalus Syakhshiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Ahmad Fakhri Syauqi raih wisudawan berprestasi tahun 2019 Fakultas agama islam. Keteguhan hati dalam memegang nilai-nilai islam yang telah ditanamkan sejak kecil membuatnya mampu menjadi kebanggan keluarga dimoment paling bersejarah dalam hidupnya.
Pemuda yang hobi berenang ini mengucapkan rasa syukur yang amat mendalam kepada Allah SWT atas kesempatan berharga atas penghargaan dalam bentuk penobatanya sebagai wisudawan berprestasi pada periode ini. Selain itu ucapan terimakasih ia ucapkan kepada segenap civitas akademika Umsida yang telah menetapkan dirinya sebagai wisudawan berprestasi pada tahun ini, serta kepada Mumayizah sang Ibunda, dan Alm. Mudhofir Mu’thi ayahanda yang telah menanamkan nilai nilai islam yang sangat berharga sejak ia kecil. Termasuk kakak, adik, keluarga besar, dan sahabat-sahabat yang telah mendukung dan mendoakanya hingga titik paling membanggakan baginya.
“Syukur Alhamdulillah saya terlahir di keluarga dan lingkungan para penghafal Al-Qur’an, jadi sejak kecil saya sudah diajarkan Al-Qur’an. Dari umur 5 tahun sudah mulai menghafal surat-surat pendek seperti surat Al Ikhlas dan An- Nas serta ayat-ayat pilihan. Kemudian di usia memasuki remaja kisaran umur belasan saya mulai menghafal juz 30 yg di mulai dari surat An-Naba’ sampai surat Al-Ikhlas,” terangnya.
Tidak hanya itu anak ke empat dari lima bersaudara ini mengawali pendidikanya di tingkat MAM 01 Karangasem Paciran yang menerapkan sistem hafalan Al-Qur’an bagi para siswa. Sejak itulah rasa sukanya terhadap Al-Qur’an dan tekad untuk menghatamkan Al-Qur’an itu muncul.
“Tiga tahun di sini alhamdulillah saya menyelesaikan 3 juz Al-Qur’an, setelah lulus SLTA saya tidak langsung melanjutkan studi saya ke perguruan tinggi tapi saya bertekad menyelesaikan hafalan saya sampai 30 juz. Masuklah saya ke Ma’had Tahfidz Abu Bakar As Shiddiq di Solo, singkat cerita alhamdulillah dalam satu setengah tahun saya menyelesaikan hafalan saya 30 juz Al-Qur’an,” ungkapnya.
Perjalanan itu membawa pemuda yang gemar menyantap bakso, nasi goreng dan mie ayam ini untuk melanjutkan studi ke Ma’had Umar Bin Al-Khattab Surabaya yang pada waktu itu bekerjasama dengan Umsida. Disanalah ia belajar bahasa arab serta ilmu agama islam seperti fiqih, aqidah dan sebagainya. Saat berkuliah pemuda ini tidak pernah lupa untuk mengulang hafalan saya agar tidak lupa atau hilang.
“Meskipun masih dalam masa kuliah, bukan hambatan bagi kalian yang ingin menjadi seorang penghafal Al-Quran atau Tahfidz,” pesan Ahmad. (Dian/Lintang)
[:en]UMSIDA.AC.ID – A graduate of the Ahwalus Syakhshiyah study program at the Faculty of Islam, Muhammadiyah University of Sidoarjo, Ahmad Fakhri Syauqi won a 2019 outstanding faculty of the Faculty of Islam. Perseverance in holding the values of Islam that have been instilled since childhood made him able to become the pride of the most historic dimoment family in his life.
The young man who likes swimming said his deepest gratitude to Allah SWT for the valuable opportunity for his award in the form of his penance as an outstanding graduate in this period. In addition, he expressed his gratitude to the entire Umsida academic community who have established themselves as outstanding graduates this year, as well as to Mumayizah, the Mother and the Almighty. Mudhofir Mu’thi is a father who has instilled valuable Islamic values since he was little. Including brother, sister, extended family, and friends who have supported and prayed for him to the most proud point.
“Thank God, I was born in the family and environment of the Al-Qur’an reciters, so since I was a child I have been taught the Qur’an. From the age of 5 years he has begun memorizing short letters such as Surat Al Ikhlas and An-Nas and selected verses. Then at the age of entering adolescence in the teens I started memorizing the 30 juz which started from An-Naba ‘letter to Surat Al-Ikhlas, “he explained.
Not only that, the fourth child of five siblings started their education at the level of MAM 01 Karangasem Paciran which implemented the Al-Qur’an memorization system for students. Since then his love for the Qur’an and the determination to incur the Qur’an emerged.
“Three years here thank God I finished 3 juz Al-Qur’an, after graduating from high school I did not immediately continue my studies to college but I was determined to complete my memorization up to 30 juz. I went to Ma’had Tahfidz Abu Bakar As Shiddiq in Solo, in short, thank God in one and a half years I finished memorizing my 30 juz of the Qur’an, “he said.
The trip brought a young man who likes to eat meatballs, fried rice and chicken noodles to continue his studies to Ma’had Umar Bin Al-Khattab Surabaya, which at that time was collaborating with Umsida. That’s where he studied Arabic and the knowledge of Islamic religion such as jurisprudence, aqeedah and so on. When studying this young man, he never forgot to repeat my memorization so he would not forget or disappear.
“Even though it is still in college, it is not an obstacle for those of you who want to become a memorizer of the Koran or Tahfidz,” Ahmad said. (Dian / Latitude)[:]