Umsida.ac.id– Prof Ahmad Jainuri MA PhD Wakil Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umsida sekaligus Penasihat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur sampaikan bahwa hukum dimanfaatkan menurut kepentingan yang berkuasa.
Hal itu Ia sampaikan dalam tausiyah kebangsaan di acara silaturrahim PDM se Balapan di aula SMK Muhammadiyah 1 Lumajang, Ahad (24/12/2024).
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se Balapan terdiri PDM Kabupaten/Kota Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi.
PDM se Balapan mengagendakan kegiatan bersama tri wulanan sebagai ajang silaturrahmi dan saling tukar informasi dari unsur PDM-PDA beserta jajaran dan Ortom yang tempatnya bergantian.
Hukum Dimanfaatkan
Di hadapan 300-an peserta silaturrahim, Prof Ahmad Jainuri mengatakan, ideologi Muhammadiyah menyarankan agar kita tidak terlalu berharap yang berlebihan dengan keadaan saat ini.
Menurut dia, dunia sudah terbalik. ”Semua sudah serba terbalik. Nalar tidak terpakai dan hukum dimanfaatkan menurut kepentingan yang berkuasa,” katanya.
“Maka orang Muhammadiyah tidak perlu gegeran karena perbedaan pilihan. Rame cukup di WA saja. Seperti Yai Abu Nasir dan Yai Nurbani Yusuf itu,” katanya disambut tawa peserta silaturrahim.
Baca juga: Rektor Umsida Ungkap Sejarah Hingga Ratusan Prestasi Membanggakan
Dengan nada prihatin, Prof Ahmad Jainuri melanjutkan. menurut hukum yang tertera di UUD 45 sebelum amandemen mensyaratkan yang berhak dicalonkan menjadi presiden dan wakil presiden adalah orang Indonesia asli.
Sekarang kata asli dihilangkan dan diganti dengan warga negara Indonesia. Padahal antara warga negara dan warga bangsa berbeda.
Ada orang Indonesia yang punya kewarganegaraan Indonesia tetapi dia mengaku sebagai bangsa lain.
Dia mencontohkan di negara lain.”Di Amerika itu bangsa Amerika ya warga negara Amerika. Karenanya di sana ada Afro-American, Asia American, dan lain-lain,” ujarnya.
Wakil Ketua Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Majelis Dikti PP Muhammadiyah ini berharap agar turut mendorong terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik.
“Karena orang-orang Muhammadiyah merupakan muslim kelas menengah yang potensial melakukan itu,” tuturnya.
Sementara Ketua PDM Lumajang dr Halimi sebagai shahibul bait acara dalam sambutannya menyampaikan tepat sekali Prof Ahmad Jainuri datang dan menyampaikan tausiyah di tahun politik.
”Terima kasih Prof Di Lumajang kami menghadapi Pilpres yang tidak mudah. Mantan Bupati Lumajang Thoriq, Ketua Tim Pemenangan calon 01 Jawa Timur, sedang wakil bupati adalah ketua Partai Gerindra Lumajang yang merupakan anak mantan Ketua PDM,” katanya.
Baca juga: Umsida Raih Juara Harapan 2 di KISI 2023 Berkat Inovasi Meja Komposit
”Jadi kalau ketemu Pak Thoriq kami bilang: Siap, kosong satu. Tapi kalau ketemu wakilnya bilang: Siap, kosong dua,” katanya disambut ger-geran para undangan.
Dengan kondisi politik dan hukum saat ini Prof Ahmad Jainuri berharap warga Muhammadiyah tidak perlu bercerai berai hanya karna pilihan yang berbeda.
Sumber: pwmu.co
Editor: Rani Syahda