Umsida.ac.id – Satu lagi inovasi di bidang pendidikan tingkat dasar. Kali ini dilakukan melalui program pengabdian masyarakat (Abdimas) oleh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Widi Arti SFis MKes membuat terobosan baru dalam dunia pendidikan inklusif.
Ia membuat Sensomotor Edupark yang diluncurkan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 01 Candi pada Kamis (14/09/2023). Acara ini berlangsung sejak pukul 09.00 hingga sekitar pukul 11.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh tim abdimas, seperti Dr Tri Linggo Wati MPd, Sri Mukhodim Faridah Hanum SST, Herista Novia Widanti, Ftr MFis, serta dua mahasiswa yang juga berkontribusi besar dalam proyek Sensomotorik Edupark, yakni Faradiva dan Ardilia, yang telah berperan besar dalam pengembangan Abdimas ini.
Lihat juga: Umsida Jalani Evaluasi Lapangan Pembukaan Prodi Kedokteran Gigi
Program pengabdian masyarakat ini merupakan hibah dukungan dana dari BIMA 2023 yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Dari hibah inilah yang memunculkan inovasi ini yang bertujuan untuk menyediakan pengalaman belajar yang lebih baik bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
Kegiatan Sensomotor Edupark diawali dengan pembukaan yang disampaikan oleh ketua Abdimas, Widi Arti SFis MKes yang menegaskan komitmen untuk meningkatkan pendidikan inklusif. Sambutan selanjutnya datang dari Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 01 Candi, Bapak Pristiandi Teguh Cahya SPd MPSDM. Ia menjelaskan visi sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh tim abdimas, seperti Dr Tri Linggo Wati MPd Sri Mukhodim Faridah Hanum SST, Herista Novia Widanti Ftr MFis, serta dua mahasiswa berdedikasi, Faradiva dan Ardilia, yang telah berperan besar dalam pengembangan Sensomotor Edupark. Mereka berhasil mendapatkan dukungan dana dari hibah BIMA 2023 yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Lihat juga: Baby Blues Termasuk Gangguan Kecemasan? Pakar Umsida Beri Jawaban
Kolaborasi tiga rumpun Ilmu
“Dalam program abdimas ini kami berkolaborasi dengan tiga program studi yang berbeda rumpun, yakni Fisioterapi, Kebidanan, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Ketiga program studi tersebut memiliki kegiatan yang berbeda namun memiliki sasaran yang sama yakni siswa SD Muhammadiyah 1 Candi,” ujar Widi.
Pengerjaan pengabdian masyarakat ia mulai sejak Agustus lalu. Ada tiga masalah yang dikerjakan dalam adimas ini. Yang pertama ada workshop tentang kesehatan reproduksi yang dikelola oleh program studi kebidanan. Di workshop ini, ia membuat desain bagaimana guru bisa memberi informasi dan edukasi ke siswa yang regular maupun ABK. Mereka berkolaborasi dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sidoarjo untuk mengadakan pelatihan ini.
Yang kedua yakni dari disiplin ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang membuat media visual. “Guru-guru kan seharusnya bisa membedakan model pembelajaran untuk siswa ABK dan normal. Jadi guru tersebut kamu training dan mempraktekkannya”.
Dan yang ketiga yakni dari program studi Fisioterapi yang membuat sensomotor edupark, yakni taman edukasi yang bisa dimanfaatkan oleh ABK. Taman edukasi ini berguna untuk melatih keterampilan sosial, emosional, dan juga kegiatan untuk mengurangi sikap tantrum.
Lihat juga: 6 Poin Long March Ecoton dan Mahasiswa Kritisi Limbah di Kali Brantas
Latar Belakang Pelaksanaan Abdimas
Widi Arti selaku ketua abdimas ini memaparkan alasannya untuk membuat program abdimas khususnya sensomotor ini, “Awalnya kami ingin memberikan kesempatan terutama kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) agar memiliki kesempatan yang sama dalam beraktivitas di luar ruangan,”.
Yang kedua, lanjut Widi, SD Muhammadiyah 01 Candi merupakan sekolah inklusif baru yang memungkinakna untuk menerima berbagai amsukan untuk pengembangan sekolah. Ia mengambil peluang pada pembelajaran di luar kelas melalui sensorimotorik ini.
Harapan Sensomotor Edupark
Dalam penjelasannya, Widi mengungkapkan harapannya melalui program abdimas ini.
“semoga dengan program Abdimas yang sudah ia kerjakan di sini bisa diimplementasikan SD Muhammadiyah 01 Candi dengan baik. Apalagi di SD ini terdapat sekitar 46 siswa berkebutuhan khusus, baik yang ringan maupun berat. Jadi, semoga program ini bisa dilanjutkan,” imbuhnya.
Peluncuran Sensomotor Edupark di SD Muhammadiyah 01 Candi menjadi bukti nyata komitmen sekolah dalam menyediakan pendidikan inklusif yang progresif dan menjanjikan. Program ini diharapkan akan menginspirasi sekolah lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam upaya menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik untuk semua anak.
Penulis: Widi Arti SFis MKes
Penyunting: Romadhona S.