Umsida.ac.id – Ayu Kinasih dinobatkan sebagai wisudawan terbaik S1 Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) dalam Wisuda ke 38Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) di Autorium KH Ahmad Dahlan, Sabtu (16/10). Ayu berhasil merampungkan studi dalam delapan semester atau empat tahun di Program studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,88.
Putri pasangan Hery dan Enny ini mengungkapkan bahwa selama perkuliahan, ia tak pernah peduli dengan berapun IPK yang didapatkannya. Tujuan utamanya yaitu menuntut ilmu, “Bagi saya nilai hanyalah angka. Tapi kecintaan saya pada belajar membuat saya ingin terus menuntut ilmu yang bisa bermanfaat bagi diri saya dan orang-orang di sekitar,” ujarnya.
Perempuan kelahiran bulan Agustus ini membagikan tips menjadi wisudawan terbaik. Menurutnya, nilai baik itu bukan hanya memperhatikan dosen saat menjelaskan materi. Memahami ilmu sangatlah berarti. Ayu juga menuturkan tidak lupa meminta doa kepada Allah, meminta orangtua mendoakan anaknya untuk diperlancarkan setiap langkah diambil, berbaik kepada orangtua dan dosen itulah kunci kesuksesan, “Nilai baik bukan sekedar memperhatikan dosen menjelaskan materi tapi menurutku nilai yang baik itu ketika aku dapat memahami dan berbagi ilmu. Sia-sia aja sih kalau paham sendiri terus gak dibagi-bagi. Satu lagi, dukungan dan doa orangtua itu perlu. Bahkan berbaik dengan guru dan orangtua akan menjadi berkah ilmunya,’’ paparnya.
Selain akademik, perempuan hobby membaca novel ini menjadi guru private Bahasa Inggris bagi anak-anak SMP, SMA, Mahasiswa. Bahkan pernah menjadi Guru Bimbel Bahasa Inggris di SMAN 1 Gedangan selama 5 bulan. Ayu mengatakan, bertemu dengan anak jumlahnya lebih banyak sekaligus anak memiliki berbagai karakter berbeda-beda menjadi tantangan saat mengajar.
Tak hanya itu, Ayu juga mengikuti berbagai kegiatan diluar kampus, “Saya mengikuti kegiatan International Conference yaitu Model United Nation di Jakarta, Surabaya, Bandung dan juga mengikuti kelas Havard Medical School di Yogyakarta. Bahkan mengikuti beberapa kompetensi debat nasional maupun debat antar mahasiswa Indonesia. Sekaligus mengikuti kegiatan volunteering membahas isu mental health, climate change, education and animal right,” ucapnya.
Meski disibukkan dengan perkuliahan, mengajar, maupun kegiatan lomba ataupun debat dan kegiatan volueentering. Ia menyusun jadwal tersendiri untuk memanage waktu agar semua kegiatannya dapat berjalan dengan lancar, “Saya mengerjakan tugas langsung di hari itu biar gak ada tanggungan. Siang-malam baru lanjut ngajar. Kalau kegiatan di luar kampus biasanya di wekend agar tetap keiisi waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat,” ungkapnya.
Setelah lulus, perempuan kelahiran Surabaya berkeinginan untuk melanjutkan studi. Ia ingin memperbanyak relasi teman-teman pendidik untuk membantu mencerdaskan anak bangsa. Sekaligus ingin mempunyai shelter atau mini zoo, “Saya masih haus ilmu oleh karena itu saya akan melanjutkan studi lagi. Bahkan ingin mengajak para pendidik untuk satukan tujuan tekad dalam memberikan pembelajaran gratis terutama dalam membantu merubah stigma belajar bahasa Inggris itu sulit. Saya yakin bila bersama-sama mewujudkan tujuan mulia itu. Saya yakin anak Indonesia tidak kalah saing dengan anak-anak di negara lain. Selain itu, muncul permasalahan banyaknya hewan terlantar, aku ingin menampung mereka,” pungkasnya.
Ditulis : Asita Salsabilla Maharani