Umsida.ac.id-Menciptakan waktu! Itulah kata kunci keberhasilan seorang Taekwondoin asal Umsida yang telah mengukir segudang prestasi, dari level lokal hingga nasional. Dia adalah Aguardien Puristin Banafsaj, mahasiswa Umsida jurusan Psikologi yang saat ini berada di semester tujuh.
Sebelum penghujung tahun ini saja Aguardien setidaknya sudah menorehkan tiga prestasi mencolok, yakni Juara 2 Speedkicking indonesia series 2022 tingkat Nasional, Juara 1 Kumite karate Dojo 44 2022 tingkat Nasional, dan Juara 2 Kyorugi Prestasi F-46kg UM CUP V 2022 se-Jawa Timur.
“Kalau akhir akhir ini ada 4 perlombaan yang sudah diikuti, namun jika mulai dari saya mengikuti taekwondo perlombaan yang saya ikuti sudah tak terhingga…,” tutur Aguardien dengan tersenyum.
Kesibukannya sebagai mahasiwa bisa dibilang cukup menyita waktu, namun luar biasanya, bagi mahasiswa ukuran pada umumnya mungkin hanya fokus pada penyelesaian kuliah, bagi Aguardien masa muda ini tidak hanya melulu soal penyelesaian kuliah, tapi juga soal mengukir prestasi dengan berlatih dan berlomba, serta nilai tambah lainnya.
“Tentunya lomba yang saya ikuti bukan hanya menghasilkan prestasi tapi juga pengalaman berharga buat saya, bisa bertemu dan menghadapi lawan dari kota maupun provinsi,” ungkap Aguardien yang menilai berlomba itu sebagai ajang untuk menunjukkan perkembangan skill dari lomba ke lomba selanjutnya yang terus meningkat.
Baginya, bukan soal membagi waktu antara kuliah dan berprestasi, karena tentu tidak akan cukup waktu itu dibagi. Tapi ini adalah bagaimana dirinya sebagai mahasiswa mampu menciptakan waktu. Ya, ini adalah kuncinya, karena kesibukannya itu bertambah seiring Aguardien saat ini yang telah memiliki klub sendiri dan menjadi kepala pelatihnya.
“Menurut saya bukan perihal membagi waktu tapi saya harus bisa menciptakan waktu, ketika kuliah siang bagaimanapun pagi harus dibuat latihan meskipun sebentar. Apalagi saya juga pemilik klub dan kepala pelatih juga dan alhamdulillah nya saya sudah memiliki satu asisten ketika saya tidak bisa mengisi jam latihan,” ujarnya.
Tentunya prestasi yang segudang ini memiliki imbal baliknya. Karena setiap prestasi, meski ditujukan utamanya untuk aktualisasi diri, namun juga terdapat imbalan.
“alhamdulillah dapat dana imbal balik (feedback) sampai saat ini ditabung bu hehe, terkadang juga diambil untuk membeli kebutuhan kuliah juga hehe,” tuturnya.
Porsi Latihan
Latihan merupakan kebutuhan utama bagi seorang atlet. Karena itu porsi latihan yang cukup akan mewujudkan prestasi yang gemilang. Latihan itu selalu disempatkan pada pagi dan malam dalam sehari. Bahkan jika mendekati masa perlombaan, bisa dalam satu minggu.
“Kalo tidak ada event biasanya hanya 2 jam setengah, kalo pertandingan bisa 7 jam, pagi dan sore Untuk latihan karena lomba biasanya latihannya pagi dan malem, kebetulan saya kuliah pagi kalo latihan pagi biasanya hanya 30 menit untuk warming up doang dan malam materi fight yg intens,” ujarnya.
“Kalo tidak ada pertandingan seminggu 3 kali, kalo ada pertandingan bisa satu minggu full karena harus intens bertemu dengan pelatih dan program yang sudah disiapkan,” imbuhnya.
Tentu dalam menoreh prestasi tidak dilakukan daengan mudah, tapi dilakukan dengan latihan dan perlu kerja keras. Lebih jauh, jalur prestasi itu pun melalui suka, duka, bahkan cidera.
“Mengenai perjuangan latihan seorang atlet banyak yang harus dilalui, seperti mengeluh, cidera, nangis, muntah-muntah, mood yang naik turun, ambisi seperti nya itu,” ungkapnya mengenang proses latihan yang berat.
Cidera berat yang pernah dialaminya adalah saat mengalami cidera yang membuatnya kesulitan beraktivtas normal.
“Banyak yang dilalui, apalagi cidera yang sudah bertahun tahun, saya 9 tahun mengalami cidera hamstring (paha bagian belakang, red.) sempet tidak bisa dibuat jalan kaki saya yang kanan,” ujarnya
Tapi cedera itu tidak menyurutkan dirinya. Pada akhirnya jerih payah hingga cidera itu yang menempa dirinya untuk menjadi sosok yang lebih kuat dan terus berprestasi. Satu hal yang pasti menjadi salah satu tujuannya yakni dia persembahkan untuk kedua orangtuanya.
“Ingin membanggakan kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan selalu ada buat saya,” pungkas sosok yang menjadi putri tunggal dari pasangan Sihana Widi dan Solik ini.
*Humas Umsida